Jakarta (ANTARA News) - Kondisi geografis Pulau Nias, keterbatasan peralatan kesehatan dan sumber daya manusia, juga dana, memberi kontribusi pada masalah-masalah kesehatan yang dihadapi di wilayah perbatasan tersebut.

Masalah kesehatan yang terjadi di Nias, Sumatera Utara, seperti dikemukakan Bupati Nias Sokhiatulo Laoli, di antaranya angka kematian ibu yang tercatat masih tinggi yakni 549 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut jauh di atas target yang diharapkan tahun 2015 yaitu 102 per 100.000.

Selain itu, kasus gizi kurang dan gizi buruk pada Balita juga masih terjadi di Nias yakni 1,04 persen dan kasus rabies tercatat mengalami peningkatan.

Bupati mengemukakan hal itu saat kunjungan Menteri Kesehatan ke RSUD Gunung Sitoli pada awal Oktober lalu.

Menanggapi masalah itu, Menkes pun meminta pemerintah provinsi maupun kabupaten-kota untuk memberikan perhatian sungguh-sungguh pada pelayanan kesehatan di wilayah yang sulit terjangkau, serta mendukung keberhasilan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

Nias adalah wilayah kepulauan dengan kondisi geografi yang penuh tantangan. Kondisi ini sangat berpengaruh pada akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu.

Untuk itu, ia juga mengingatkan, ketersediaan pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan tidak boleh luput dari perhatian pemerintah daerah.

Sementara, terkait angka kematian ibu, Pemerintah Kabupaten Nias diminta menguatkan kembali program Keluarga Berencana. Ia meminta pemerintah daerah meninjau kembali mengapa program tersebut tidak berhasil.

Bersamaan dengan kunjungan kerja Menkes, Bupati Nias meresmikan RSUD Gunung Sitoli menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

(Informasi ini disiarkan dengan dukungan dari Kementerian Kesehatan)


Editor: Copywriter
Copyright © ANTARA 2014