Jember (ANTARA News) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah III Jawa Timur menutup jalur pendakian ke Kawah Gunung Ijen (2.386 meter dari permukaan laut) yang berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi-Bondowoso, Jatim, karena meningkatnya aktivitas gunung api tersebut.

Kepala BKSDA Wilayah III Jatim, Sunandar Trigunajasa, Senin, mengatakan larangan pendakian malam hari tersebut diambil sebagai langkah antisipasi karena terjadi fluktuasi kadar belerang di Kawah Ijen.

"Berdasarkan keterangan dari PVMBG, terjadi fluktuasi kadar sulfur di danau Kawah Gunung Ijen yang dapat menyebabkan gas beracun," tuturnya di Kabupaten Jember.

Menurut dia, kadang terjadi peningkatan kadar sulfur di danau kawah pada sore hari yang diandai berupa buih-buih putih di permukaan danau.

"Kalau malam hari kami tidak bisa memantau, jadi lebih aman diberlakukan pendakian terbatas yakni jalur pendakian ke Kawah Ijen ditutup pada malam hari," katanya.

Ia menjelaskan peningkatan kadar sulfur itu berbahaya karena berupa gas beracun dan biasanya para penambang belerang yang memberitahukan informasi tersebut.

"Informasi dari penambang belerang sangat membantu karena mereka lebih paham apakah gas tersebut berbahaya atau tidak. Kalau berbahaya, mereka akan lari ke atas," paparnya.

Jalur pendakian ke kawah gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi-Bondowoso itu diperbolehkan pada pukul 04.00 WIB dan pada sore hari tidak boleh ada pendaki yang naik ke puncak Ijen.

"Kami tidak bisa memastikan kapan larangan pendakian malam hari ke Kawah Ijen dicabut karena BKSDA menunggu informasi lebih lanjut dari PVMBG," katanya.

Sebelumnya, BKSDA Jatim di Jember melarang pendakian di Kawah Gunung Ijen pada malam hari pada 4 Februari 2015 karena terjadi peningkatan gas beracun dari danau kawah gunung yang memiliki ketinggian 2.386 mdpl tersebut.

Dengan penutupan pendakian pada malam hari, para pendaki tidak bisa menikmati fenomena api biru (blue fire) Kawah Gunung Ijen yang menjadi andalan dan daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing dan domestik.

(KR-ZUM)



Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015