Jambi (ANTARA News) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Arif Munandar, mengatakan, petugas pemadaman kebakaran lahan dan hutan di Jambi mulai kewalahan memadamkan api karena terus bertambahnya areal yang terbakar.

"Perlu dukungan operasi pemadaman dari udara sebagai aksi cepat," kata dia, di Jambi, Selasa.

Bantuan pemadaman dari udara diperlukan mengingat beberapa wilayah seperti di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sulit dijangkau melalui jalur darat dan tidak tersedianya sumber air.

Menurut dia, Manggala Agni, Kodim, dan Koramil serta Masyarakat Peduli Api di masing-masing wilayah di Jambi telah turun tangan untuk memadamkan api kebakaran. 

"Kami berterima kasih banyak telah dibantu Kodim, Koramil, kepolisian, dan masyarakat peduli api, serta Manggala Agni yang turun langsung ke lapangan. Namun, ini semua terbatas dari segi SDM maupun peralatan, ini harus kita dukung dengan operasi udara," kata dia.

Sementara bantuan pemadaman dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga belum bisa turun ke Jambi, karena belum ada Surat Keputusan Gubernur yang menetapkan siaga darurat kebakaran lahan dan hutan serta kekeringan yang didukung dengan rekomendasi dari kabupaten/kota minimal dua kabupaten.

"Kita minta kabupaten/kota mengambil langkah-langkah cepat, kita lihat sekarang Kabupaten Muarojambi sudah mengeluarkan SK bahwa mereka telah menyatakan siaga darurat potensi bencana kekeringan dan Karlahut yang cukup serius," katanya.

"Mereka sudah mengambil langkah-langkah dan mereka sudah mengajukan waterbombing", dana on call, operasi darat dan udara. Namun kabupaten lain belum mengeluarkan SK sehingga SK gubernur untuk diteruskan ke BNPB belum bisa diterbitkan," katanya.

Pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jambi, pada Senin (17/8) terjadi lonjakan titik panas yang signifikan yang tersebar di wilayah Provinsi Jambi.

Kasi data dan Informasi BMKG Jambi Kurnianingsih menyebutkan, pantauan satelit Terra & Aqua, update Selasa 18 Agustus pukul 05.00 WIB, pada Senin terpantau sebanyak 107 hot spot" dengan tingkat kepercayaan terjadinya kebakaran 24 persen hingga 100 persen.

Dari pantauan satelit itu, titik panas terbanyak berada di Kabupaten Muarojambi yakni 42 titik, 40 di antaranya di Kecamatan Kumpeh sedangkan dua titik di Kecamatan Sekernan.

Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdeteksi 30 titik, 19 titik di Muara Sabak, dan 11 titik di Nipah Panjang. Di Kabupaten Sarolangun terdeteksi 12 titik, yakni di Kecamatan Pauh 10 titik dan dua titik di Sarolangun.

Kemudian di Kabupaten Tebo ada sembilan titik, tujuh titik di Tebo, satu titik di Tebo Ulu dan satu titik di Tebo Tengah. Di Kabupaten Batanghari terdeteksi enam titik, yakni di Kecamatan Mersam lima titik dan satu titik di Muaro Tembesi.

Sedangkan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat terdeteksi lima titik, yakni tiga titik di Tungkal Ulu dan dua titik di Tungkal Ilir. Sementara di Kabupaten Merangin terdeteksi tiga titik yakni di Bangko dan di Kabupaten Kerinci hanya satu titik.

Penjabat Gubernur Jambi, Irman, mengatakan, Pemprov Jambi siap mengeluarkan SK Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan jika memang sudah sangat dibutuhkan.

"Saya belum dapat laporan, tapi kalau memang diperlukan SK, ya kita akan terbitkan asal proses dan persyaratannya sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, kita akan terbitkan secepatnya," kata Irman.

Irman menambahkan, pemerintah dan pihak-pihak terkait sudah berupaya untuk mencegah terjadinya Karlahut. Semua unit terkait sudah berupaya maksimal melakukan koordinasi dan komunikasi intensif.

Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015