Athena (ANTARA News) - Polisi Yunani melancarkan operasi pada Rabu untuk memindahkan seribu pendatang, yang berkumpul di perbatasan Makedonia, setelah Skopje memperkenalkan penyaringan pendatang berdasarkan atas kewarganegaraan.

Sekitar 400 polisi anti-huru-hara dikerahkan saat fajar, kata sumber kepolisian.

Pekerja hak asasi manusia, wartawan, dan fotografer diminta meninggalkan daerah perbatasan tersebut, beberapa di antara mereka diberhentikan sekitar tiga kilometer dari tempat itu.

Pendatang, yang bertanya-tanya, sebagian besar warga Maroko dan Pakistan, diarahkan dan dibawa pergi dengan bus. Sepuluh bus di antaranya meninggalkan Athena pada pagi hari dengan tenang, kata sumber polisi tersebut.

Di ibu kota, para pendatang akan disambut di pusat pendatang. Mereka yang ingin, bisa mengajukan suaka sedangkan sebagian lain dipulangkan.

Sementara itu, polisi mulai membongkar tenda-tenda pendatang yang telah menutup jalur rel kereta selama sebulan terakhir dan mengakibatkan kerugian bagi operator kereta api dan eksportir Yunani.

Karena Mekedonia hanya mengizinkan masuk pengungsi dari Suriah, Irak, dan Afghanistan, pendatang dari negara lain tertahan di perbatasan dengan Yunani selama beberapa hari, bahkan berminggu-minggu.

Kemarahan mereka mendidih minggu lalu saat beberapa kelompok pendatang merebut tenda kelompok, yang dikelola lembaga kemanusiaan, dan menghancurkan beberapa rumah buatan badan pengungsi PBB.

Seorang pengungsi tewas terkena aliran listrik saat bentrokan pecah.

Setelah sebelumnya tidak menggunakan pasukan untuk menetralkan area perbatasan dengan maksud membujuk para pendatang agar pergi dengan sukarela, Menteri Migrasi Iannis Mouzalas memutuskan bahwa campur tangan pasukan diperlukan seiring timbulnya tekanan Eropa dan keluhan dari warga setempat.

Yunani adalah titik kunci di rute menuju negara-negara Balkan dan Eropa barat bagi jutaan pendatang yang tiba dari Turki.

Perbatasan Yunani-Macedonia di stasiun kereta api Idomeni, berseberangan dengan Gevgelija dalam wilayah Yunani, ditutup pada 18 November lalu oleh pemerintah Macedonia saat mereka mengizinkan masuk para pengungsi dari negara perang seperi Suriah, Irak, dan Afghanistan.

Kategangan meningkat antara pengungsi yang tertahan di perbatasan dan mereka yang diperbolehkan masuk.

Pada pekan depan, anggota badan perbatasan Frontex Uni Eropa akan ditempatkan di perbatasan tersebut.

(Y013)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015