Pontianak (ANTARA News)  - Sebuah perusahaan, PT Smart Tbk melakukan sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan di 22 sekolah yang berada dalam lokasi sekitar unit usaha perusahaan perkebunan tersebut di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.

Kepala Divisi Upstream Sustainability Implementation PT Smart Tbk, Vijaya Kumaran dalam keterangannya yang  diterima Antara Kalbar, Kamis, mengatakan dipilihnya sosialisasi mulai di lingkungan komunitas sekolah, guru, murid dan orang tua didik, karena merupakan elemen krusial di masyarakat yang dapat berperan penting dan terdepan dalam proses edukasi kepada masyarakat untuk mencegah bahaya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Ia menjelaskan, sosialisasi tersebut dimulai di SMA Negeri 1 Nanga Tayap Rabu (11/5) yang dihadiri muspika Kecamatan Nanga Tayap, kepala desa dan wakil kepala sekolah beserta guru-guru SMA Negeri 1 Nanga Tayap.

Dari 22 sekolah yang menjadi ruang lingkup sosialisasi, 15 di antaranya berada di jenjang pendidikan sekolah dasar, tiga SMP, dan satu SMA, 1 SD Eka Tjipta Foundation dan 1 SMP Eka Tjipta Foundation.

Program tersebut, menurut dia akan berlangsung sekitar empat minggu dan diperkirakan akan menjangkau setidaknya 1.700 siswa di Kabupaten Ketapang. Materi sosialisasi yang disampaikan menekankan pada beberapa aspek seperti manfaat hutan, penyebab kerusakan hutan, dampak kebakaran hutan, dan langkah-langkah sederhana dalam mencegah karhutla.

Sosialisasi tidak hanya sebatas penyampaian materi, poster informatif, pin bagi murid-murid sekolah serta buku komik edukatif yang pernah diterbitkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup yang memberikan informasi dan tips-tips praktis tentang bagaimana membuka lahan tanpa membakar, katanya.

Vijaya Kumaran menambahkan rangkaian program edukasi sekolah ini merupakan bagian integral dari program Desa Siaga Api yang dicanangkan oleh PT Smart Tbk. Pencanangannya di Kalbar telah dimulai pada Maret lalu di Ketapang dan akan berlangsung secara terus-menerus sepanjang tahun hingga tiga tahun mendatang.

Program itu bertujuan memberdayakan masyarakat setempat untuk mencegah dan menanggulangi risiko kebakaran sesegera dan sedini mungkin dengan dukungan penuh pemerintah daerah dan instansi berwenang lainnya.

"Untuk tahap pertama, program Desa Siaga Api itu dilaksanakan di delapan desa binaan di Kecamatan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang," ujarnya.

Sementara itu, Alnes Dwi Angraeni siswa kelas 11, IPS SMA Negeri 1 Kecamatan Nanga Tayap mengatakan, pihaknya setelah mengikuti sosialisasi mencegah Karhutla menjadi terbuka wawasannya untuk selalu siap dalam jaga gambut dan flora, demi masa depan generasi mendatang.

Ia mengaku senang mengikuti kegiatan itu, yang baru pertama dilaksanakan di sekolahnya. "Kegiatan ini bagus karena bisa berbagi ilmu dan memotivasi untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Saya pribadi akan melakukannya dengan mengajak orang tua dan tetangga-tetangga sekitar rumah," ujarnya.

Menurut dia, langkah pencegahan Karhutla yang dilakukan oleh perusahaan sudah tepat, mengingat tahun 2015 lalu, dirinya sebagai siswa tidak bisa belajar dengan tenang akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di daerah Tayap dan sekitarnya, bahkan untuk keluar rumah saja sulit karena udara yang tidak sehat akibatkan kabut asap.

Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMAN 1 Nanga Tayap, Hamdan mengatakan kegiatan itu cukup bagus dan pihak sekolah memberikan respon positif, apalagi baru pertama kali dilakukan di sini dan terus berlanjut.

Pewarta: Andilala
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016