Jakarta (ANTARA News) - Referendum Inggris dengan hasil kemenangan atas “Brexit” yaitu keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE) ditengarai akan sedikit berpengaruh terhadap kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan UE (Indonesia-EU CEPA) yang sedang dibangun.

"Kita kan mau masuk EU CEPA. Ya, ini sedikit banyak ini pasti ada pengaruhnya," kata Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian Harjanto di Jakarta, Jumat, Harjanto menjelaskan, Inggris merupakan salah satu negara dominan di Uni Eropa, sehingga perlu dilihat peran Produk Domestik Bruto (PDB) Inggris terhadap UE.

Menurutnya, apabila perannya mencapai 10-20 persen, maka angkanya cukup signifikan untuk mengurangi peluang pasar Indonesia ke UE jika kesepakatan tersebut diwujudkan.

Kendati demikian, selaku anggota World Trade Organization (WTO), Inggris diharapkan tidak mengubah sistem perdagangannya terlalu ekstrim.

Namun, lanjut Harjanto, jika Indonesia tetap ingin memiliki kemitraan dagang dengan Inggris pasca-referendum, maka pemerintah perlu membangun dua negosiasi dua kali, yakni dengan UE dan Inggris sendiri.

"Kita harus bernegosiasi juga dengan satu negara lain yang tentunya kami berharap ada konsesi yang sama paling engga dengan Uni Eropa. Tapi, kita tetap mengakselerasi perdagangan kita," ungkapnya.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016