Jakarta (ANTARA News) - Kapolri Jenderal Pol Sutanto mengatakan Polri akan mengutamakan sarjana S1 untuk menjadi taruna Akademi Kepolisian (Akpol) sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan intelektual Polri. Walau mengutamakan sarjana, Polri masih tetap menerima siswa Akpol dari lulusan Sekolah Menengah Umum yang berprestasi dan sehat, katanya di Jakarta, Senin. Peningkatan persyaratan masuk Akpol ini dilakukan guna meningkat kualitas intelektual siswa Akpol, katanya. Setelah lulusan sarjana S1 masuk Akpol maka Polri pun akan menyekolahkan siswa-siswa berprestasi menjadi sarjana strata dua (S2) dan strata tiga (S3), agar menjadi polisi yang pintar dan hebat. "Kalau pendidikan polisinya minim dan hanya SMA, maka akan ketinggalan zaman," kata Sutanto. Dikatakannya, persyaratan lulusan SMA ini sudah berlaku sejak zaman kemerdekaan sehingga mulai saat ini perlu meningkatkan pendidikan polisi dengan mematok lulusan sarjana. Menurut dia, belakangan ini, para penjahat yang intelektualnya tinggi juga sudah meningkat sehingga Polri juga harus mengimbangi dan meningkatkan kualitas anggota Polri. Ia mengatakan jika taruna Akpol dari sarjana maka mereka akan mendapat insentif, masa kerja bisa ditambah, sistem penggajian pun akan lebih baik. Sejak tahun 2005, Akpol telah menerima lulusan sarjana S1 kendati dalam jumlah terbatas belasan orang saja untuk setiap angkatan. Dengan penegasan Kapolri ini maka dari sekitar 300 kuota taruna maka jumlah lulusan sarjana akan bisa mencapai ratusan. Brosur yang disebar Mabes Polri untuk penerimaan taruna Akpol tahun 2007 memang telah memberikan kesempatan luas kepada semua lulusan sarjana S1 dan Diploma IV, terutama ilmu yang berkaitan erat dengan kepolisian. Polri hanya membatasi tidak menerima lulusan jurusan tata boga, tata busana dan perhotelan saja.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007