Padang (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komjen Pol Suhardi Alius mengajak seluruh generasi muda untuk meneladani figur dan pemikiran Prof Dr H Abdul Malik bin Haji Karim Amrullah atau yang akrab dipanggil Buya Hamka.

Buya Hamka, menurut Suhardi Alius, memiliki integritas dan kecerdasan yang patut diteladani oleh generasi muda Indonesia terutama dalam menghadapi gelombang globalisasi yang membuat turbulensi dalam dinamika kebangsaan seperti yang terjadi akhir-akhir ini.

"Marilah kita teladani figur Buya Hamka dengan integritas dan kecerdasan intelektual beliau, baik sebagai seorang ulama, sastrawan, pujangga, maupun negarawan. Apalagi akhir-akhir ini kita menghadapi gelombang globalisasi yang membuat dinamika kebangsaan kita mengalami turbulensi," kata Suhardi dalam seminar sehari “Refleksi Pemikiran Hamka” di Padang, Sumatera Barat, Sabtu.

Suhardi, yang juga menghadiri peletakan batu pertama Masjid Ponpes Modern Prof. Dr. Hamka, itu mengatakan bahwa belajar dan meneladani sosok Buya Hamka menjadi penting bagi kalangan generasi muda saat ini.

Apalagi, banyak sekali paham dan pengaruh dari luar yang kini tengah merongrong kehidupan berbangsa dan bernegara di Bumi Nusantara, terutama paham radikal terorisme yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Salah satu persoalan kebangsaan hari ini adalah terorisme yang berakar dari krisisnya paham kebangsaan Karena itu sangat penting seluruh komponen bangsa, terutama generasi, untuk kembali belajar dari teladan guru kita, Buya Hamka tentang konsep kebangsaan yang sesuai dengan falsafah Indonesia," tegas mantan Kapolda Jawa Barat ini.

Banyak sekali teladan yang bisa dipelajari dari sosok Buya Hamka. Dalam ajarannya Hamka selalu menekankan bahwa perbedaan itu adalah rahmat Tuhan dan Tuhan tidak pernah memaksakan hamba-Nya untuk sama, katanya.

"Kelompok radikal terorisme selalu memaksakan ideologi mereka kepada orang lain, apakah tentang konsep jihad dan takfiri. Padahal, apa yang mereka paksakan itu melenceng dari ajaran Islam yang rahmatan lil alamin.”

Selain Kepala BNPT, seminar sehari itu juga dihadiri mantan ketua umum PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017