Jakarta (ANTARA News) - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menyatakan pemerintah menyediakan dana total Rp6 miliar lewat akses permodalan non-perbankan bagi pelaku usaha ekonomi kreatif di sektor kuliner dan aplikasi digital serta pengembang game melalui program Bantuan Insentif Pemerintah (BIP).

Nilai bantuan tersebut turun dari sebelumnya Rp10,8 miliar karena adanya efisiensi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017.

"Total anggarannya dipotong karena efisiensi karena memang diambil dari APBN 2017. Program ini sudah dianggarkan sejak awal," kata Deputi Bidang Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo dalam jumpa pers Bekraf Game Prime di Jakarta, Jumat.

Fadjar menjelaskan program BIP yang baru dilaksanakan pada tahun pertama ini bertujuan memberi pendanaan kepada perusahaan rintisan yang belum memiliki aset yang besar.

BIP merupakan skema bantuan penyaluran modal non-perbankan bagi pelaku usaha ekonomi kreatif berupa penambahan modal kerja dan investasi aktiva tetap yang difasilitasi Bekraf.

Fasilitas itu diharapkan bisa membantu pelaku usaha meningkatkan kapasitas bisnis maupun produksinya.

"Maksimal per penerima akan mendapat Rp200 juta sesuai kebutuhannya. Nanti ada laporannya, jadi bisa diawasi penggunaannya," kata Fadjar.

Ia menuturkan saat ini program bantuan tersebut memang masih diberikan untuk dua subsektor ekonomi kreatif, namun ke depan akan dikembangkan untuk subsektor lainnya.

Pemilihan subsektor kuliner dan aplikasi digital dan game didasarkan pada kategori subsektor unggulan dan prioritas yang dikelompokkan Bekraf.

Subsektor kuliner, fesyen dan kerajinan tangan menjadi tiga subsektor unggulan. Sementara film, aplikasi digital dan game serta musik menjadi subsektor prioritas.

Untuk mendapat akses permodalan BIP, pelaku usaha ekonomi kreatif dapat mendaftar secara daring di situs resmi Bekraf mulai 13 Juli sampai 24 Juli 2017.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017