Jakarta (ANTARA News) - Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal menilai Presiden Amerika Serikat Donald Trump memiliki ego yang sangat besar sehingga kemungkinan tidak akan membatalkan keputusannya yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.

"Mengingat ego politiknya yang luar biasa besar, yang lebih realistis di sini adalah penundaan pemindahan kedutaan besar Amerika, bukan pembatalan," ujar Dino saat dihubungi Antara di Jakarta, Kamis.

Menurut mantan Duta Besar Indonesia untuk AS itu, meski ada banyak penolakan dan oposisi dari dunia internasional, bahkan dari sekutu-sekutunya sendiri, keputusan Trump tersebut akan sulit ditarik.

Oleh karenanya diharapkan Presiden Trump tidak akan melakukan pemindahan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalam dalam waktu dekat.

"Memang ini merupakan salah satu konflik dunia yang paling sulit diselesaikan, tapi penundaan menjadi salah solusi dari masalah ini. Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson juga telah mengatakan pemindahan kantor akan membutuhan waktu minimal dua tahun," pungkas Dino menambahkan.

Sebelumnya, Pakar Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Nur Rachmat Yuliantoro menilai keputusan Trump terkait status Yerusalem akan sulit diubah.

Ada penilaian bahwa keputusan Trump tersebut tidak lepas dari janji di masa kampanyenya yang akan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.

"Trump melakukan ini untuk mempertahankan basis politiknya yang mulai rapuh karena sejumlah skandal yang melibatkan dirinya, khususnya soal hubungan ia dengan Rusia," katanya menjelaskan.

Selain itu ada juga pendapat bahwa keputusan Trump ialah sebagai ucapan "terima kasih" kepada lobi Yahudi di AS, khususnya pada Komite Hubungan Israel di Amerika atau AIPAC.

"AIPAC telah menggelontorkan banyak dana selama masa kampanyenya di Pilpres 2016 yang akhirnya dimenangkan oleh Trump," pungkas Rachmat menambahkan.

Meski ada banyak teori atau alasan mengenai sikap Trump tersebut, akhirnya akan berujung pada semakin buruknya ketidakstabilan situasi keamanan di kawasan tersebut, ungkapnya.

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017