Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menilai ruang untuk menurunkan suku bunga acuan masih terbatas sehingga "7-Day Reverse Repo Rate" tetap dipertahankan sebesar 4,25 persen.

"`Stance` moneter kami adalah netral, meski dalam `assesment`, `room` untuk penurunan suku bunga relatif terbatas," ujar Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Dody mengatakan keputusan untuk mempertahankan suku bunga acuan ini dilakukan dengan melihat risiko yang muncul dari eksternal maupun domestik yang bisa mempengaruhi inflasi dan nilai tukar rupiah.

"Ke depan kami akan tetap berhati-hati karena normalisasi kebijakan moneter di negara maju maupun `emerging market` tetap berlangsung," ujarnya.

Dody menambahkan penilaian Rapat Dewan Gubernur terhadap suku bunga acuan tidak dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga The Fed yang baru dilakukan pada 13 Desember 2017, karena hal tersebut telah diantisipasi sejak lama.

"Yang jelas `Fed Fund Rate` naik sudah dalam hitungan kami. Jadi saat penetapan suku bunga pada RDG November, sudah kami hitung kenaikan satu kali pada Desember. Tahun depan kami asumsikan kenaikan "Fed Fund Rate" tiga kali," jelasnya.

Ia memastikan keputusan yang diambil bank sentral terkait suku bunga acuan dilakukan dengan mempertimbangkan prospek maupun proyeksi dan nilai tukar rupiah, tidak hanya dari suku bunga The Fed.

"Kami `forward looking` terhadap data-data inflasi dan nilai tukar, kalau belum menunjukkan tekanan, tidak ada perubahan`policy rate`, meskipun suku bunga The Fed mengalami kenaikan," ujar Dody.

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur triwulanan Bank Indonesia pada 13-14 Desember 2017 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan "7-Day Reverse Repo Rate" sebesar 4,25 persen dengan mempertimbangkan dinamika perekonomian global maupun domestik terkini.

Dalam kesempatan tersebut, bank sentral juga mempertahankan suku bunga penyimpanan dana perbankan di BI (Deposit Facility) sebesar 3,5 persen dan suku bunga penyediaan likuiditas ke perbankan dari BI (Lending Facility) sebesar lima persen.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017