Sampit, Kalteng (ANTARA News) - RSUD dr Murjani Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, segera membuka layanan hemodialisa untuk melayani masyarakat yang membutuhkan cuci darah.

"Hari ini baru softopening. Masih proses peralihan bertahap pasien transfer dari luar daerah yang sudah ada akses vaskulernya. Insya Allah Januari nanti grand opening-nya," kata Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD dr Murjani Sampit, dr Yudha Herlambang di Sampit, Jumat.

Layanan cuci darah sangat dibutuhkan karena saat ini sangat banyak masyarakat Kotawaringin Timur membutuhkan layanan ini. Apalagi RSUD dr Murjani Sampit merupakan rumah sakit rujukan regional sehingga juga menerima pasien dari daerah lain.

Selama ini pihak rumah sakit berupaya keras bisa memberikan pelayanan cuci darah. Tujuannya agar pasien tidak perlu lagi jauh-jauh melakukan cuci darah ke daerah lain seperti Palangka Raya dan lainnya.

Pembukaan layanan hemodialisa sempat terkendala masalah perizinan. Padahal pihak rumah sakit sudah menyediakan peralatan dan tenaga khusus yang menguasai secara teknis operasional layanan cuci darah.

"Terkait perizinannya, alhamdulillah sudah beres," kata Yudha berharap semua berjalan sesuai harapan masyarakat.

Sejak 2016 lalu RSUD dr Murjani Sampit sudah membeli enam mesin cuci darah. Dua dokter spesialis penyakit dalam dan dua perawat sudah disiapkan untuk menangani layanan hemodialisa atau cuci darah itu.

Enam unit mesin cuci darah tersebut nantinya diperkirakan bisa melayani 12 pasien setiap hari. Pihak rumah sakit menargetkan bisa menambah dan mengoperasikan hingga lebih dari 20 unit mesin cuci darah.

Sayangnya, layanan hemodialisa atau cuci darah belum bisa dibuka karena terkendala masalah administrasi. Kotawaringin Timur menunggu cukup lama untuk mendapatkan izin dan rekomendasi Pernefri atau Perhimpunan Nefrologi/ahli fungsi ginjal Indonesia Koordinator Wilayah Jawa Timur.

Berdasarkan pantauan pihak rumah sakit, saat ini warga Kotawaringin Timur yang terpaksa harus cuci darah ke rumah sakit di Palangka Raya ada 30 orang lebih, ke Pangkalan Bun ada 25 orang lebih, belum lagi yang ke daerah lain yang tidak terpantau.

Mereka terpaksa harus menjalani cuci darah ke luar daerah karena selama ini RSUD dr Murjani belum tersedia layanan cuci darah. Sangat wajar jika kini masyarakat berharap enam unit mesin cuci darah tersebut segera dioperasikan.

Pewarta: Norjani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017