Tadi siang sekitar pukul 11.00 WIB pelaku sudah tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya."
Surabaya (ANTARA News) - Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) memeriksa kejiwaan seorang pelaku perusakan Masjid Baiturrahim di Jalan Sumurgempol, Kelurahan Karangsari, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera, saat dikonfirmasi menyebutkan bahwa pelaku berinisial MZ telah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim di Surabaya, Selasa.

Pria berusia 40 tahun, asal Desa Karangharjo, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, itu mengalami luka-luka di tangan dan kakinya akibat merusak fasilitas masjid, di antaranya memecah kaca-kaca di sekitar masjid.

Kejadian perusakan itu terjadi pada Selasa dini hari sekira pukul 01.00 WIB.

"Tadi siang sekitar pukul 11.00 WIB pelaku sudah tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya," ucap Kombes Pol Frans Barung Mangera.

Selain untuk diobati luka-lukanya, ia memastikan, pihak Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya akan memeriksa kondisi kejiwaannya.

Informasi yang dihimpun polisi, MZ sudah terlihat berada di Masjid Baiturrahman, Tuban, sejak Senin sore, sekira pukul 16.00 WIB, untuk menunaikan Shalat Ashar.

MZ, menurut dia, tidak datang sendirian, melainkan bersama rombongan terdiri atas MZ bersama seorang lelaki dewasa dan tiga anak-anak, salah seorang di antaranya berusia SMP dan dua lainnya masih di bawah usia lima tahun (balita).

Mereka tiba di Masjid Baiturrahman dengan mengendarai mobil Toyota Innova bernomor polisi H-8697-JQ.

Usai menunaikan Shalat Assar, rombongan tersebut sempat mengobrol dengan masyarakat setempat, kemudian pergi.

Namun, mereka kembali lagi menjelang waktu Shalat Isya dan ikut shalat berjamaah, sekalipun rombongan itu membuat barisan atau saf tersendiri di luar jamaah Masjid Baiturrahman.

"Setelah Shalat Isya tidak pernah meninggalkan masjid. Mereka beristirahat di sana sampai tengah malam," ujarnya, mengutip keterangan saksi di tempat kejadian perkara (TKP).

Hingga sekira pukul 01.00 WIB dini hari, seorang warga setempat bertanya ke rombongan itu datang dan beristirahat di Masjid Baiturrahman bertujuan ke mana. MZ menjawab mau bertemu dengan kiai yang rumahnya berada di belakang Masjid Baiturrahman.

Warga tetap pun kembali bertanya tujuannya mau bertemu dengan kiai yang dimaksud untuk apa. Namun, MZ tiba-tiba naik pitam dan memecahi kaca-kaca di sekitar masjid hingga mengalami luka-luka di bagian tangan dan kakinya.

"Saya rasa terjadi miskomunikasi antara warga setempat dengan MZ, karena kiai yang dimaksud belakangan mengaku kenal dengan pelaku perusakan masjid, yaitu sebagai salah satu jamaah yang pernah mengikuti pengajiannya. Namun, pengakuan kiai ini diperoleh setelah pelaku telah melakukan perusakan," ujar Barung.

Dia memastikan pihaknya tetap akan memproses peristiwa pidana perusakan masjid tersebut, dan kondisi kejiwaan pelaku masih sedang dalam pemeriksaan oleh tim dokter Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.

"Terlalu dini untuk mengungkap motifnya, apalagi disangkutpautkan masalah politis yang diduga bertujuan merusak momen pilkada. Biarlah tim dokter Rumah Sakit Bhayangkara bekerja untuk memeriksa kejiwaannya terlebih dahulu," demikian Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera.

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo & Hanif Nashrullah
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018