Singaraja, Bali (ANTARA News) - Para wisatawan domestik melakukan kegiatan "Banyupinaruh" di Pantai Kerobokan, Kabupaten Buleleng, Bali, untuk proses penyucian diri setelah melaksanakan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1940 dan turunya ilmu pengetahuan dari Dewi Saraswati.

"Kami mandi di Pantai Kerobokan untuk melakukan "Banyupinaruh" (penyucian jasmani) setelah satu hari penuh kita semua berada dalam suasana sunyi dan menyambut turunnya ilmu pengetahuan," kata salah satu pengunjung Pantai Kerobokan, Kadek Rika, di Kerobokan, Buleleng, Minggu.

Tepat saat Nyepi tahun ini ada perayaan turunnya ilmu pengetahuan yakni semua umat Hindu memuja Dewi Saraswati atau dewi ilmu pengetahuan dengan memuja kitab suci weda seperti Bhagavad-gita, Upanisad, Ramayana, Mahabharata, dan pustaka suci lainnya.

Rika mengatakan, pihaknya memilih Pantai Kerobokan untuk melaksanakan "Banyupinaruh" atau penyucian diri karena lokasinya mudah diakses dan dekat dari pusat kota.

Santhi menambahkan, sehari setelah Nyepi dan Saraswati perlu melaksanakan "Banyupinaruh" untuk memohon anugerah agar mampu menguasai ilmu pengetahuan yang diberikan oleh Dewi Saraswati.

"Proses penyucian diri bisa dilakukan dengan cara mandi di pantai dan dengan mandi air bunga yang wangi atau "toya kumkuman" yang bertujuan supaya kita suci lahir dan bantin," kata Santhi.

Sementara, pengunjung di Pantai Kerobokan, Ema, menjelaskan proses penyucian diri sangat penting dilakukan, karena tanpa penyucian diri maka dengan badan yang tidak suci tentu sulit mendekati diri dengan Tuhan Yang Maha Suci.

"Mandi di pantai dan dengan air bunga yang wangi atau "Banyupinaruh" merupakan proses dari pada "Prayascita" atau penyucian diri yang semestinya umat Hindu jalankan," jelas Ema.

Karena itu, sebelum bekerja dan mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa, maka penyucian diri perlu dilakukan untuk bisa mendapat kedamaian yang sejati.

Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018