Idi, Aceh (ANTARA News) - Tekanan semburan minyak pascaledakan dan kebakaran di ladang pertambangan ilegal di Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, hingga saat ini belum stabil.

"Tekanan semburan belum stabil, kadang turun antara 15-25 meter, terkadang meningkat diatas 30 meter," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur, Syahrizal Fauzi, Selasa malam.

Kata dia, mulai Rabu pagi pihaknya bekerjasama dengan TNI/Polri akan melakukan pembersihan di sekitar lokasi ledakan, termasuk rehab jalan yang akan mengangkut peralatan milik PT Pertamina ke lokasi semburan.

"Rencananya semburan ini mau ditutup, tapi teknisnya dan lamanya waktu yang dibutuhkan itu ada di Pertamina," tutur Syahrizal.

Dampak dari semburan pascaledakan, membuat aktivitas masyarakat radius 150 hingga 200 dihentikan, bahkan aktivitas sekolah dipindahkan ke sekolah lain seperti SDN 1 Pasir Putih dan SMPN 1 Pasir Putih.

"Untuk logistik pengungsi masih ada stok di gudang," kata Syahrizal.

Ledakan disertai kebakaran di lokasi sumur minyak ilegal terjadi Rabu (25/4) dinihati mengakibatnya 21 orang meninggal dunia, 37 orang dan hampir 500 orang mengungsi serta tiga unit rumah ludes terbakar.

Baca juga: Tumpahan minyak picu kebakaran di sumur minyak Aceh Timur

Pewarta: Mukhlis
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018