Banda Aceh (ANTARA News) - Seorang pasien rujukan akibat peristiwa meledak dan terbakarnya sumur minyak ilegal di Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, akhirnya meninggal dunia di Medan.

"Terjadi penambahan korban meninggal atas nama Heri Herliza (18), sekitar pukul 4.00 WIB pagi tadi," terang Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Rabu.

Heri, lanjutnya, merupakan penduduk Desa Paya Palas di Kecamatan Ranto Peureulak dengan kondisi mengalami luka bakar cukup serius sekitar 85 persen di sekujur tubuhnya.

Beliau mendapat perawatan intensif selama hampir sepekan oleh tim medis Rumah Sakit Umum Pusat Haji (RSUP) Adam Malik di Medan, Sumatera Utara.

Almarhum sempat dirawat oleh Rumah Sakit Umum Sultan Abdul Aziz Syah di Peureulak, Aceh Timur, sebelum dirujuk ke Medan, Kamis (26/4), dan tiba di RSUP Adam Malik sekitar pukul 18.30 WIB.

"Total ada tiga pasien rujukan ke Medan, tetapi takdir berkata lain. Sebelumnya Muhammad Rafi meninggal di perjalanan, Zainal Abidin meninggal setelah mendapat penanganan, dan pagi tadi Heri Herliza," katanya.

Pihaknya kembali melakukan verifikasi terhadap korban ledakan sumur minyak ilegal di Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, Rabu, (25/4) pukul 2.05 WIB.

Verifikasi yang dilakukan BPBA menemukan, dua nama ganda. Yakni Mursida dan Fadil, adalah orang yang sama dengan Murniati (37), dan Fatahilah (12), berstatus ibu dan anak.

"Heri Herliza, merupakan korban ke-22 yang meninggal. Masih di rawat 34 korban, sebelumnya 36 orang, dan dua korban kini berstatus rawat jalan," tutur Dadek.

Dilaporkan, kondisi terkini tekanan semburan sumur minyak pascaledakan dan kebakaran di ladang pertambangan ilegal di Desa Pasir Putih, Aceh Timur, hingga saat ini belum stabil.

"Tekanan semburan belum stabil, kadang turun antara 15-25 meter, terkadang meningkat di atas 30 meter," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Aceh Timur, Syahrizal Fauzi.

Kata dia, mulai Rabu pagi, pihaknya bekerjasama dengan TNI/Polri akan melakukan pembersihan di sekitar lokasi ledakan, termasuk merehab jalan yang mengangkut peralatan milik PT Pertamina ke lokasi semburan.

"Rencananya semburan ini mau ditutup, tapi teknisnya dan lamanya waktu yang dibutuhkan itu ada di Pertamina," tutur Syahrizal.

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018