Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyesalkan betapa tidak bermartabatnya pelaku teror yang melibatkan anak-anak kecil dalam aksi mereka.

"Saya mengajak kita semuanya, utamanya pada para mubalig agar bisa dan bersama-sama kita sampaikan, mengenai betapa tidak bermartabatnya aksi teror tersebut, saya lihat sendiri secara langsung, bagaimana teroris membawa dua anak kecil yang umurnya 9 tahun dan 12 tahun," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Halaqah Nasional Hubbul Wathon dan Deklarasi Gerakan Nasional Muballigh Bela Negara di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur, Senin.

Ia menambahkan, dua anak kecil itu diturunkan sendiri oleh ayahnya dari mobil, digandeng oleh ibunya masuk ke halaman gereja lalu meledakkan diri bersama-sama.

Presiden mengaku melihat langsung jenazah anak-anak itu dan merasa sangat prihatin serta terpukul.

"Mayatnya saya masih lihat. Bomnya ditaruh di bom sabuk. Anaknya diberi, ibunya juga diberi," katanya.

Baca juga: Presiden minta mubalig jaga jamaah dari ajaran yang menyimpang

Baca juga: Presiden ajak mubaligh turun tangan benahi bangsa

Baca juga: Presiden tegaskan terorisme adalah musuh bersama


Teror yang melibatkan anak kecil kata Presiden kembali terjadi pada Senin pagi dimana anak umur 8 tahun dan 15 tahun turut serta di tempat kejadian perkara.

"Tadi pagi juga sama, membawa anak kecil lagi. Tadi saya juga baru dapat informasi, ada anak yang dibawa lagi, umur 8 tahun, umur 15 tahun," kata Presiden.

Mantan Gubernur DKI itu sangat prihatin dengan rangkaian pengeboman yang terjadi di Tanah Air dan mengajak seluruh pihak untuk melawan terorisme.

"Kemarin tiga bom di Surabaya, dan malamnya, tadi malam masih ada lagi bom di Sidoarjo, tadi pagi juga masih ada bom lagi di Surabaya," katanya.
 

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018