Badung (ANTARA News) - Pemerhati masalah kesehatan, dr Ermy Setiari MKes mengatakan, penyakit Tuberculosis (TBC) termasuk penyakit berbahaya nomor tiga di dunia setelah HIV-AIDS dan jantung. "HIV/AIDS dan serangan jantung masih menduduki peringkat satu dan dua, sementara Tbc di urutan ketiga dari sederet penyakit berbahaya lainnya," kata Ermy di Sempidi, Kabupaten Badung, Bali, Jumat. Ermy yang juga aktivis pada Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Cabang Badung, menyebutkan, sejalan dengan bahaya yang ditimbulkan dari Tbc, penderita penyakit ini masih cukup banyak jumlahnya di Indonesia. "Jumlah penderita Tbc di tanah air terhitung menempati posisi ketiga setelah India an China," kata Ermy tanpa merinci angka para penderita. Ia menjelaskan, penyakit Tbc adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman "mycrobacterium tuberculosis" yang menyerang manusia pada usia produktif. "Jadi, orang yang terserang Tbc akibat terinfeksi kuman, bukan semata-mata penyakit keturunan," ucapnya. Gejala Tbc muncul seperti batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih, diikuti demam, berat badan menurun, keringat malam dengan tanpa aktifitas. Selain itu, nafsu makan orang yang terserang Tbc juga menurun drastis, serta merasakan nyeri dada dan batuk berdarah, ucapnya. Masyarakat yang mengalami gejala seperti itu, kata Ermy yang juga karyawan Diskes Badung, diharapkan segera dapat memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat, yang senantiasa akan mendapatkan pengobatan secara gratis. "Penyakit Tbc dapat disembuhkan bila si penderita melakukan pengobatan secara rutin selama 6-8 bulan. Kalau berobat secara teratur, penyakit Tbc pasti dapat disembuhkan," katanya menambahkan. Sementara itu, Gusti KK Karyana BBA, pengurus Bidang Pendidikan, Penyuluhan dan Pencegahan PPTI Cabang Badung, menyebutkan, banyak orang yang beranggapan bahwa Tbc lebih berbahaya dari HIV/AIDS, sehubungan penyakit paru-paru ini penyebarannya melalui udara. Sehubungan dengan itu, lanjut dia, pihaknya secara rutin melakukan sosialisasi Tbc ke desa-desa, dengan harapan penyakit tersebut dapat dicegah penyebarannya. Dikatakan, melalui sosialisasi yang merupakan suatu bentuk kepedulian, pada gilirannya juga diharapkan dapat menggugah masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam upaya pencegahan penyakit Tbc. Selain melalui sosialisasi, upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Tbc juga telah dilakukan melalui berbagai aksi prefentif dan kuratif dengan mengoptimalkan peranan kader-kader PPTI yang ada di setiap kecamatan di Kabupaten Badung, katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007