Jakarta (ANTARA News) - KH Ma’ruf Amin akan memberikan kuliah umum di S. Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University (RSiS NTU) Singapura, tentang Islam Wasathiyah atau Islam moderat dan ekonomi berkeadilan di Indonesia, Rabu siang.

Berdasarkan siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu, Ma'ruf menjelaskan pokok materi kuliah umumnya itu, bahwa Islam moderat sejak awal menjadi paham yang dianut sebagian besar bangsa Indonesia.

"Dengan pandangan Islam Wasathiyah yang moderat itu, kalangan Islam dan kalangan Nasional bisa menyatu dengan menyepakati Pancasila dan UUD 1945 dan kemudian melahirkan NKRI,” papar Ma’ruf.

Namun, kata dia, dalam perkembangannya, Islam moderat dihadapkan pada tantangan paham keagamaan ekstremis, terlebih setelah munculnya ISIS tahun 2014.

"Maka kita harus mengembalikan lagi, menguatkan lagi paham Islam Wasathiyah, untuk mengembalikan pada prinsip berbangsa dan bernegara. Istilah saya, 'ar-ruju’ ilal mabda’, kembali ke basic, ke pangkal lagi, seperti waktu pendiri bangsa mendirikan NKRI,” kata Ma’ruf.

KH Ma'ruf Amin mengunjungi Singapura sejak Selasa (16/10) hingga Rabu hari ini. Pada Selasa siang, Ma'ruf sempat menemui Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, di Istana Singapura.

Ma'ruf berbincang dengan PM Lee, tentang persoalan yang dihadapi, seperti pentingnya membangun ekonomi berkeadilan, menangani disparitas kaya miskin, juga disparitas antar daerah.

Ma'ruf dan Lee juga berbicara tentang kerja sama antar kedua negara. 

Ma’ruf kemudian menerima jamuan makan malam oleh Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan, dan Menteri Negara Senior Malik Osman, Di Hotel Grand Hyatt, Singapura.

Selanjutnya Ma'ruf juga bertemu sejumlah perwakilan masyarakat Indonesia di Singapura, Selasa malam, di Gedung KBRI Singapura, Chatsworth Road, Singapura, yang dihadiri Dubes RI untuk Singapura, I Wayan Ngurah Swajaya, serta Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, yang juga Ketua Umum Partai Golkar.

Airlangga hadir untuk menjadi pembicara pada diskusi panel Industrial Transformation Asia-pacific (ITAP) 2018 di Singapura.

Pada kesempatan tersebut, Dubes Swajaya mengucapkan selamat datang kepada Kiai Ma’ruf yang akan memberikan Public Lecture di S. Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University (RSiS NTU).

Dalam sambutannya, Dubes Swajaya memaparkan hubungan baik Indonesia-Singapura yang terus berkembang.

“Singapura selama lima tahun terakhir merupakan investor terbesar ke Indonesia. Nilai investasinya hampir dua kali lipat dari Jepang yang menduduki urutan kedua," ujar Swajaya.

Jumlah WNI di Singapura, kata Swajaya, berkisar 200 ribu jiwa, di mana sebagian besar menjadi pekerja migran Indonesia atau penata laksana rumah tangga, sebanyak 120 ribu jiwa.

Ada juga profesi pelaut, kalangan profesional, pekerja di berbagai sektor, seperti perbankan, artsitektur, pengusaha, mahasiswa, pelajar, kalangan akademisi, dan lainnya.

Adapun Ma'ruf menyampaikan pesan dan harapannya kepada masyarakat Indonesia di Singapura, agar bisa mencerminkan wajah Indonesia yang rukun, santun, dan bersahabat.

"Saya berharap, terutama dalam menghadapi Pilpres yang akan datang , tidak terjadi konflik akibat perbedaan pilihan. Sehingga dapat menjagaa keutuhan dan perilaku terpuji sebagai bangsa besar dalam rangka menjaga hubungan persahabatan Indonesia dan Singapura," jelas Ma'ruf.

Sejumlah perwakilan dan tokoh masyarakat Indonesia yang hadir bertemu Ma'ruf di KBRI Singapura antara lain mantan Gubernur BI 1993-1998 J. Soedrajad Djiwandono yang juga pengajar di RSiS NTU dan musisi Chandra Darusman yang merupakan adik politisi Golkar, Marzuki Darusman.

Baca juga: Ma'ruf Amin ingin ajak halal jadi kehidupan

Baca juga: Ma'ruf Amin bantah dirinya sakit

Baca juga: Ma'ruf Amin sambangi kediaman Buya Syafii Maarif

Baca juga: Ma'ruf Amin bertemu PM Singapura Lee Hsien Loong


Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018