Bangkalan (ANTARA News) - Joko Widodo (Jokowi), calon presiden petahana, mengisahkan pengalamannya sebagai Presiden RI beberapa tahun lalu saat harus naik kapal perang ketika ada klaim terkait Pulau Natuna sehingga membuatnya harus mati-matian mempertahankannya.

"Waktu ada klaim Pulau Natuna itu masuk Laut China Selatan, saya panas, saya bawa kapal perang ke Natuna," kata Jokowi saat berpidato dalam acara Deklarasi Akbar Ulama Madura Bangkalan, Rabu, yang digelar di Gedung Serba Guna Rato Ebuh, Bangkalan.

Ia mengatakan, saat itu ia ingin menunjukkan Natuna merupakan wilayah teritorial Indonesia. Sekitar169.000 penduduk yang seluruhnya WNI menempati wilayah tersebut.

"Saya sampaikan Natuna itu di daerah teritorial Indonesia karena penduduk Natuna itu 169.000 penduduk Indonesia," katanya.

Ia menekankan, siapa pun yang menentang hal itu maka Pemerintah RI siap menghadapinya.

"Kalau mau ajak berantem, ya, kita ramai-ramai, kalau ada yang macam-macam," katanya.

Sebelumnya pada acara yang sama, Yenny Wahid menilai Jokowi sebagai sosok yang meskipun kurus tetapi memiliki mental yang sangat kuat.

"Ada seorang laki-laki kurus menaiki kapal perang, kapal itu mengarungi Natuna. Apa yang dilakukan laki-laki itu? Dia mengambil air wudhu di Samudera yang luas. Maknanya apa? Tekad dari pemimpin Indonesia untuk menegakkan teritorial bangsa kita," katanya.

Bahkan ketika terjadi persengketaan dengan Tiongkok terkait klaim perairan Natuna, ketika negara lain hanya mengirimkan lawyer ke pengadilan internasional, kata Yenny, justru berbeda dengan yang dilakukan Jokowi.

"Tapi tidak laki-laki kurus ini. Dia bermaklumat bahwa Indonesia itu negara berdaulat," kata Yenny.

Pada kesempatan itu, Jokowi hadir dalam acara Deklarasi Ulama Madura untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf yang diselenggarakan atas dukungan Yenny Wahid melalui Konsorsium Kader Gusdur.

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2018