Jakarta (ANTARA News) - Posko siaga bencana di seluruh kecamatan wilayah Jakarta Timur diminta siaga 24 jam selama cuaca ekstrem seperti musim hujan ini.

Wali Kota Jakarta Timur M Anwar menjelaskan posko tersebut didirikan untuk memberikan pelayanan bagi warga serta cepat tanggap adanya informasi yang masuk untuk mewaspadai bencana alam di tengah cuaca ekstrem di wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur.

"Kami terus berupaya maksimal guna memberikan pelayanan dan rasa aman bagi warga di musim penghujan ini. Jadi, kita kerahkan 24 jam penuh petugas di  masing-masing Kecamatan," kata Anwar dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Posko bencana ini, kata Anwar, salah satu upaya cepat tanggap yang akan memaksimalkan penanganan banjir, angin kencang dan tanah longsor.

Namun demikian, Anwar mengimbau warga mencegah banjir di lingkungan sendiri dengan mengajak agar tidak membuang sampah secara sembarangan serta berperan aktif dengan peduli lingkungannya.

"Kami terus memancing kesadaran bagi masyarakat agar perduli lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan bergotong royong menciptakan suasana yang bersih," katanya.

Pemerintah Kota Jakarta Timur telah meninjau posko siaga bencana di dua kecamatan yakni Pulogadung dan Matraman yang kembali diaktifkan dengan mengecek kesiapan logistik seperti perahu karet, peralatan memasak, pelampung, tikar, kasur dan terpal.

Di Kecamatan Matraman, berdasarkan keterangan pihak kecamatan, wilayah yang menjadi langganan banjir berada di kawasan RW 03 dan RW 04.

Kasudin Sumber Daya Air Jakarta Timur Mustajab saat dikonfirmasi mengatakan untuk mengantisipasi bencana banjir dan tanah longsor, pihaknya telah melakukan pembersihan puing di tebing Sungai Ciliwung yang belum dipasangi dinding turap di kawasan RW 03.

"Inisiatif kami saja ini untuk mencegah terjadinya longsor susulan. Seluruh puing kami keruk dan dibersihkan untuk mengurangi beban turap," ujarnya.

Menurut Mustajab, jika tidak dibersihkan lokasi tersebut terancam longsor. Karena itu selain dibersihkan, perbaikan turap juga menggunakan batu kali.

"Kemudian turap yang lokasinya tegak lurus setinggi tiga meter akan dibuat landai. Agar lebih kokoh dan tak mudah mengalami abrasi," kata Mustajab.  
Baca juga: PMI Jaktim himpun dana kemanusiaan Rp7,5 miliar
Baca juga: Jakarta Timur targetkan buat 1.000.000 lubang biopori
Baca juga: BPBD keluarkan peringatan dini bencana untuk Jakarta Timur-Jakarta Selatan

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019