Jakarta (ANTARA News) - Penulis Eka Kurniawan, peraih penghargaan Prince Claus Award 2018 kategori Sastra/Literatur menilai penghargaan tersebut memiliki makna sangat spesial.

"Bermakna spesial, karena penghargaan ini tidak mengacu pada buku tertentu. Penghargaan ini melihat keseluruhan karya atau kerja saya. Jadi lebih spesial," ujar Penulis Eka Kurniawan dalam Prince Claus Award Celebration di Erasmus Huis, Jakarta, Sabtu.

Ia diundang untuk menerima penghargaan pada sebuah upacara formal di Royal Palace, Amsterdam, di hadapan anggota keluarga kerajaan pada Desember tahun lalu.

"Ketika saya bertemu para juri di Belanda. Mereka tidak hanya mengulas novel saya yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dan Belanda. Mereka membicarakan novel dan cerpen saya dalam Bahasa Indonesia," kata dia.

Para juri juga mencari pendapat lain dalam menilai karya-karyanya.

"Mereka juga bertanya kepada pemenang sebelumnya. Selain ada juri inti, ada semacam jejaring utk mencari second opinion atau pendapat kedua," kata penulis "Cantik itu Luka" itu.

Dalam kesempatan yang sama, Duta besar Belanda untuk Indonesia Rob Swartbol mengatakan Eka Kurniawan merupakan penulis yang mampu menggali sejarah Indonesia yang kompleks dalam balutan cerita fiksi.

Ia  penggemar karya Pramoedya Ananta Toer yang mampu mengembangkan gaya kepenulisan yang inovatif.

Karya Eka Kurniawan juga telah dibandingkan dengan karya Gabriel Garcia Marquez dan Haruki Murakami.

"Tulisannya menggabungkan elemen kisah dan mitologi lokal, horor, silat, dan mistis untuk melukiskan pengalaman karakter di dalam karyanya," ujar Dubes Swartbol.

Penulis Eka Kurniawan meraih penghargaan Prince Claus Awards 2018 kategori Sastra/Literatur, Kamis (6/12), di Belanda. 

Penghargaan tahunan ini diberikan kepada individu, kelompok, atau organisasi yang bergerak di bidang kebudayaan, yang karya-karyanya  memberikan dampak positif pada pengembangan masyarakat, terutama di Afrika, Asia, Amerika Latin.
 
Selain Eka Kurniawan, beberapa nama lain yang juga menerima Prince Claus Awards 2018, yaitu Adong Judith dari Uganda untuk bidang Teater, Marwa al-Sabouni dari Syria untuk kategori Arsitektur dan Urbanisme, Kidlat Tahimik dari Filipina untuk Visual Arts/Film, dan O Menelick 2º Ato dari Brasil untuk kategori Media/Jurnalistik.

Sementara, Market Photo Workshop dari Afrika Selatan meraih Principal Prince Claus Award 2018 untuk bidang Fotografi, dan Dada Masilo yang juga berasal dari Afrika Selatan meraih Next Generation Award 2018 untuk bidang Tari. 

Baca juga: Eka Kurniawan raih penghargaan Prince Claus Awards 2018
Baca juga: "Lelaki Harimau" jadi finalis FT/OppenheimerFunds Emerging Voices Awards



 

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019