Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata mengharapkan para finalis Puteri Indonesia 2019 bisa menjadi agen untuk menyuarakan antikorupsi.

"Kami berharap nanti bisa menjadi agen KPK. Saya yakin pasti nanti banyak pengikut mbak-mbak misalnya di twitter, instagram kan pasti punya. Tolong lah suarakan berani jujur karena kejujuran ini yang rasa-rasanya kita mengalami degradasi," kata Alexander, di Jakarta Rabu, usai menerima sejumlah pengurus, juri Yayasan Puteri Indonesia (YPI), dan 39 finalis Puteri Indonesia 2019.

Sebagai contoh, kata dia, KPK pada 2015 lalu mengadakan survei kepada ibu-ibu di Yogyakarta. 

"Kami tanyakan seberapa jauh ibu-ibu itu mengajarkan nilai-nilai kejujuran, nilai-nilai antikorupsi, hasilnya mengejutkan. Hanya 5 persen yang mengaku mengajarkan nilai-nilai kejujuran ke anak-anaknya," ungkap Alexander.

Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa kegiatan finalis Puteri Indonesia yang mendatangi KPK untuk mendapatkan pemahaman tentang pemberantasan korupsi itu sudah dimulai sejak masa kepimpinan Abraham Samad.

"Artinya, sudah empat kali. Ini menjadi kehormatan bagi KPK kedatangan calon-calon Puteri Indonesia. Tentunya ada harapan besar dari KPK pada mbak-mbak sekalian supaya juga bisa berkontribusi pada antikorupsi, itu harapan kami," ucap Alexander.

Ia pun memberikan contoh terkait adanya istilah harta, tahta, dan wanita.

"Nah di belakang gedung KPK itu ada tahanan, banyak pejabat penyelenggara negara jatuh karena ketiga hal itu. Pertama dia gila kekuasaan, tahta, mengorbankan banyak hartanya untuk meraih kekuasaan dan ketika sudah duduk pada kekuasaan dia haus harta dan ketika harta itu diperoleh dengan cara tak benar, salah satu pelariannya adalah wanita, banyak kejadian seperti itu," tuturnya.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019