Pekanbaru (ANTARA) - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Provinsi Riau sejak Januari tahun ini luasnya sudah lebih dari 1.761 hektare dan banyak terjadi di daerah pesisir.

“Luas lahan yang terbakar dari 1 Januari sampai dengan hari ini sejumlah kurang lebih 1.761,41 hektare,” kata Wakil Komandan Satuan Tugas (Satgas) Siaga Darurat Karhutla Riau, Edwar Sanger dalam pernyataan pers yang diterima Antara di Pekanbaru, Selasa.

Hingga awal Maret ini, areal lahan gambut yang terbakar bertambah banyak karena terjadi kebakaran Desa Harapan dan Gayung Kiri Kecamatan Rangsang, Kabupaten Kepulauan Meranti seluas sekitar 29 hektare. Kemudian di Desa Kemang Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan seluas sekira satu hektare, di Parit Undal dan Parit Muksin Desa Segamai Kecamatan Teluk Meranti juga Kabupaten Pelalawan seluas dua hektare.

Kemudian. di Jl. Simpang Saleh Desa Teluk Lecah Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis seluas 10 hektare, dan di Jl. Satria Ujung, Jl. Satria, Jl. Mekar dan jl. Karya Ujung Desa Ulu Pulau Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis meluas jadi dua  hektare.

Berdasarkan data Satgas, hanya dua dari 12 kabupaten/kota di Riau yang pada tahun ini tidak dilanda karhutla, yakni Rokan Hulu dan Kuantan Singingi. Daerah paling rendah luas Karhutla sejauh ini ada di Kabupaten Indragiri Hulu yakni 1,5 hektare sedangkan daerah paling luas dilanda karhutla adalah Kabupaten Bengkalis yang mencapai 955,5 Ha.

Daerah-daerah pesisir tercatat paling banyak dilanda kebakaran. Selain Bengkalis ada juga Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) mencapai 254,5 Ha, Kepulauan Meranti 216.4 Ha, dan Kota Dumai 133 Ha. Kemudian Kabupaten Siak seluas 70,75 Ha, Kota Pekanbaru 21,76 Ha, Kampar 19,5 Ha, Indragiri Hilir 48 Ha, dan Pelalawan 40,5 Ha.

Edwar mengatakan Karhutla di sejumlah daerah sudah mulai bisa dikendalikan. Beberapa daerah mulai turun hujan meski sifatnya lokal, seperti di Kota Pekanbaru. Hingga Senin sore (11/3) kualitas udara juga relatif baik dari pencemaran jerebu akibat Karhutla.

Karhutla yang sudah berlangsung lebih dari sebulan masih terjadi di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis. Sebanyak 100 personel Yon Armed Kostrad yang diperbantukan dari Jakarta hingga Senin kemarin (11/3) masih membantu proses pemadaman di Jl. Sekda Kelurahan Pergam, Kecamatan Rupat. Kebakaran lahan gambut di tempat itu diduga berawal dari lahan kelapa sawit milik mantan pejabat Bengkalis.

Di Rupat juga muncul titik api baru muncul di Desa Teluk Lecah yang cepat menyebar hingga seluas sekira 10 Ha. Tim pemadam gabungan kesulitan untuk menjangkau lokasi karena minim akses jalan, namun beruntung di lokasi sempat turun hujan sehingga kini kondisi kebakaran tinggal menyisakan sedikit bara dan asap.

Terkait penegakan hukum, Edwar mengatakan Satgas Penegakan Hukum menangani enam kasus dugaan pembakaran lahan antara lain di Kota Dumai ada empat kasus, dan Bengkalis serta Meranti masing-masing satu kasus. Penanganan kasus dilakukan oleh jajaran Polda Riau.

Polisi sudah menetapkan enam orang tersangka dan lima orang sudah ditahan, antara lain di Bengkalis satu tersangka, dan sisanya merupakan tersangka di Dumai. Kemudian ada satu tersangka sudah proses penyidikan tahan II dan diserahkan ke Kejaksaan yakni untuk kasus kebakaran lahan di Meranti.

Baca juga: Kepala BNPB minta libatkan ulama untuk cegah Karhutla Riau

Baca juga: Riau siaga darurat kebakaran hingga Oktober 2019


Pewarta: FB Anggoro
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019