Kutai Barat (ANTARA) - Populasi badak sumatera (dicerorhinus sumatrensis) di Kabupaten Kutai Barat hingga Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) saat ini diperkirakan tinggal 12-15 ekor dengan kepunahan akibat perburuan yang dilakukan bertahun-tahun lalu.
 

“Pelepasan badak 'Pahu' ke Suaka Badak Kelian merupakan langkah penting awal dalam upaya menyelamatkan badak yang populasinya terus menurun,” ujar Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kaltim, Sunandar Trigunajasa di Kutai Barat, Rabu, usai melepasliarkan Pahu, seekor badak betina ke Suaka Badak Kelian (SBK) setelah sebelumnya menjalani masa karantina selama tiga bulan.


Ia menuturkan, ancaman perburuan dan fragmentasi habitat menjadi salah satu faktor menurunnya populasi badak di alam liar yang saat ini tersebar mulai Kabupaten Kutai Barat hingga Kabupaten Mahakam Ulu.

Pelepasan badak betina yang sebelumnya diselamatkan tim akibat terkena jebakan ini juga dihadiri oleh Wiratno, Direktur Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).


Dalam kesempatan itu Wiratno memberi apresiasi tinggi kepada tim dan semua pihak yang terlibat dalam proses pelepasan ini, terutama masyarakat Kutai Barat yang telah mendukung upaya penyelamatan satwa yang terancam punah tersebut.


Kegiatan ini merupakan langkah awal dalam melestarikan habitat badak, sehingga masih diperlukan bantuan dari banyak pihak lagi untuk melangkah maju ke tahap berikutnya, yaitu pengembangbiakan semi alami yang dikelola secara intensif.


“Mengingat umur Pahu tidak muda lagi yang diperkirakan lebih dari 25 tahun, maka tantangan berikutnya adalah segera menemukan badak jantan di Kalimantan yang diyakini masih ada di alam. Adanya badak jantan bisa mempercepat keberhasilan program breeding di suaka. Saat ini tim sedang mencari keberadaan badak lainnya di Kalimantan,” ujarnya.


Sementara FX Yapan, Bupati Kutai Barat mengatakan bahwa ia bersama masyarakat mendukung penuh upaya pelestarian badak sumatera yang berada di Kutai Barat, karena keberadaan hewan langka ini juga menjadi kebanggaan masyarakat sehingga harus didukung dalam menjaga pelestariannya.


“Kami akan menyediakan segala kebutuhan yang diperlukan untuk menjamin badak ini tetap ada di Kalimantan, khususnya di Kutai Barat, maka kami mendukung langkah selanjutnya oleh tim dalam pelestarian badak,” ucap Yapan. 

Baca juga: Seekor Badak Sumatera di Kalimantan selamat dari jebakan
Baca juga: Badak di Kalimantan terdeteksi
Baca juga: Kementerian LHK rancang strategi konservasi badak Kalimantan


Pewarta: M.Ghofar
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019