Jakarta (ANTARA) - Total luas hutan dan lahan yang terbakar sejak Januari hingga Maret 2019 mencapai 2.830 hektare di sejumlah wilayah di Provinsi Riau.

"Sebagian besar di daerah lahan gambut tersebar di 12 kabupaten kota di Riau," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Jumat.

Sutopo mengatakan, saat ini Riau memasuki awal musim kemarau sehingga rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Upaya pemadaman, dikatakan Sutopo, terus dilakukan baik melalui udara dengan mengerahkan 12 helikopter yang sebagian melakukan bom air, maupun oleh satgas karhutla di darat.

Selain itu, upaya lain dengan hujan buatan juga terus dilakukan. Saat ini 30,8 ton natrium klorida (NaCl) sudah ditabur untuk membuat hujan buatan.

"Tapi untuk memadamkan karhutla ini butuh hujan yang sangat deras karena gambutnya ada yang kedalamannya mencapai 30 meter," katanya.

Karena itu, meski pemadaman berhasil dilakukan di permukaan lahan gambut, namun di dalam gambut masih terbakar. Hal ini yang menyebabkan sulitnya mengatasi karhutla di Riau.

Di samping itu, masalah asap dan sulitnya mendapatkan air serta cuaca yang terik juga menjadi masalah pada upaya pemadaman.

Sementara jumlah titik panas yang terdata pada Maret 2019 mencapai 2.355 titik di sejumlah wilayah di Indonesia.

Baca juga: Yayasan Madani sayangkan penanganan karhutla belum ada terobosan

Baca juga: Setengah tahun ini, karhutla landa 375,1 hektare di Bengkalis

 

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019