Bogor (ANTARA) - PT Marga Sarana Jabar (MSJ) melanjutkan pembangunan jalan Tol Bogor Outher Ring Road (BORR) di Kota Bogor Jawa Barat, yang kini sisa dua seksi pekerjaan yakni IIIA dan IIIB, setelah tahun lalu pekerjaannya rampung sampai seksi IIB.

"Akan tembus ke Tol Jagorawi Dua setelah selesai seksi IIIA tahun ini dan dilanjut seksi IIIB tahun depan," ujar Direktur Utama PT MSJ Hendro Atmodjo kepada ANTARA di Bogor, Senin (15/4/2019).

Proyek BORR Seksi IIIA memiliki panjang 2,85 kilometer dengan target waktu penyelesaian 12 bulan, yaitu sampai akhir Desember 2019. Pekerjaannya menyambung proyek sebelumnya yang terputus di persimpangan jalan Sholeh Iskandar (Sholis)-Yasmin Kota Bogor.

Proyek jalan layang ini dilanjut dari persimpangan Sholis-Yasmin hingga Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Sebanyak 90 persen masuk wilayah Kota Bogor dan 10 persen Kabupaten Bogor.

“Untuk pembebasan lahan biayanya sekitar Rp1,5 triliun, kemudian biaya konstruksinya juga Rp1,5 triliun,” katanya.

Setelah seksi IIIA rampung, kemudian seksi IIIB akan dilakukan mulai tahun 2020 hingga 2021. Pengerjaan jalan sepanjang 800 meter ini sepenuhnya dilakukan di atas wilayah Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor.

“Khusus yang ini biaya pembebasan akan lebih besar dari konstruksi. Pembebasannya sekitar Rp1,5 triliun, sedangkan konstruksinya Rp1 triliun,” terangnya.

Pada proyek BORR Seksi IIIB ini memang akan lebih banyak lahan yang dibebaskan. Tepatnya di ujung proyek yang akan saling terintegrasi dengan tol ke Bojonggede-Dramaga-Ciawi (Bogaci) dan Depok-Antasari atau disebut Jagorawi Dua.

Hendro menyebutkan, di sekitar jalan tersebut nantinya akan disulap layaknya simpang susun Cawang, DKI Jakarta.

Sementara itu, General Affair PT Pembangunan Perumahan (PP) Persero Tbk, Surya selaku pelaksana proyek menjelaskan bahwa kemajuan proyek mengalami surplus 0,421 persen. Pada 31 Maret 2018 realisasinya mencapai 8,095 persen dari rencana 7,674 persen.

Surya mengatakan, bulan ini pihaknya akan fokus pengeboran dan pengecoran untuk membangun sebanyak 57 unit tiang pancang.

Namun, agar tidak terlalu mengganggu mobilitas masyarakat, pihaknya memfokuskan pengecoran pada malam hari. Sedangkan siang hari hanya pengeboran dan pengangkutan tanah.

“Pekerjaan 24 jam dua shift, siang fokus bor dan pengangkutan tanah sementara pengecoran malam hari,” kata Surya.

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019