Jakarta (ANTARA) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menargetkan minimal dua jenis kapal riset dengan dana sebesar 110 juta dolar Amerika Serikat yakni kapal riset samudera (ocean-going vessel) sepanjang 70-an meter dan kapal untuk menjelajah pesisir dan pulau-pulau dengan yang lebih kecil.

"Kita akan mengadakan kapal baru yang sudah 'secure' (aman) anggarannya. Insya Allah kita akan tanda tangani tahun ini juga dan bisa dilelang di akhir tahun ini juga sehingga bisa dibangun mulai tahun depan, diharapkan 2022 sudah bisa didatangkan," kata Ketua LIPI Laksana Tri Handoko dalam pertemuan dengan awak media "Riset untuk optimalisasi Potensi Laut Indonesia" di Kapal Baruna Jaya, Zachman Muara Baru, Jakarta Utara, Senin (22/4).

Handoko menuturkan melalui Konsorsium Riset Samudera yang dibentuk pada 2017, maka salah satu sasarannya adalah pembangunan infrastruktur riset yang utamanya pengadaan kapal riset dan fasilitas pendukungnya.

Fasilitas pendukung tersebut antara lain dermaga khusus kapal riset di daerah Banjir Kanal Timur, gudang penyimpanan dan perawatan kapal.

Rencananya dermaga kapal riset dan fasilitasnya bisa menjadi eduwisata berbasis riset maritim, dan ada semacam museum visual, serta menghidupkan taman mangrove.

Dia menuturkan pihaknya menggunakan pinjaman (soft loan) dari bank pembangunan Perancis untuk mendanai pembangunan kapal.

Selain itu, untuk sejumlah fasilitas pendukung seperti dermaga kapal riset, maka dana akan diperoleh melalui Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Dia berharap dari KPBU tersebut, ada tambahan dana Rp1-2 triliun untuk membangun fasilitas pendukung sehingga pendanaan infrastruktur riset tidak murni seluruhnya dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara.

Saat ini, pihaknya sedang melakukan negosiasi dengan pihak Perancis agar dengan dana 110 juta dolar AS setidaknya dapat memproduksi tiga kapal.

"Jadi kita akan merencanakan memiliki kapal riset sepanjang 75 meter," ujarnya.

Selain pembangunan kapal riset dan instrumen pendukung, pengembangan sumber daya manusia juga didorong.

Dia mengatakan kerja sama pengadaan kapal riset dengan pihak Perancis juga diharapkan meliputi pengembangan sumber daya manusia dalam setiap tahapan produksi kapal, manajemen bisnis, pengoperasian kapal, pengelolaan kapal dan fasilitas pendukungnya.

"Kita akan mulai pengembangan sumber daya manusia tahun depan," tuturnya.

Dengan adanya kapal riset tersebut, maka Indonesia semakin mampu untuk bersaing dengan negara-negara lain.

Kapal riset itu akan digunakan untuk berbagai tujuan misalnya penilaian stok biota laut seperti ikan, riset laut dalam, dan pemetaan batimetri dan eksplorasi tambang.

"Indonesia belum mempunyai peta batimetri secara utuh," ujarnya.

Kapal riset juga akan dilengkapi dengan instrumen permanen dan fasilitas lain yang dapat digunakan oleh berbagai kementerian dan lembaga.
 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019