Bengkulu (ANTARA News) - Harga minyak nilam di Bengkulu sejak tiga bulan terakhir naik secara drastis mencapai Rp1,1 juta per liter dari sebelumnya hanya Rp300 ribu per liter. Naiknya harga minyak asteri itu akibat tingginya permintaan dari luar Bengkulu dan harga di pasaran internasional sangat tinggi, kata Jhon Hardin, salah seorang pedagang pengumpul minyak nilam di Bengkulu, Kamis. Akibat meroketnya harga nilam itu ada salah seorang pedagang pengumpul mendapatkan keuntungan cukup besar karena sebelumnya memiliki stok sekitar sepuluh ton minyak nilam. Sentra minyak nilam di Bengkulu selama ini terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara, namun belakangan menyebar ke Kabupaten Lebong, Seluma dan beberapa daerah di Bengkulu Selatan. Pedagang pengumpul minyak nilam selama harga anjlok lebih memilih memperbesar stok dan akan dijual setelah harga meningkat. Awalnya harga minyak nilam dari Rp300.000 naik menjadi Rp450.000/liter, tak lama kemudian kembali naik menjadi Rp650 ribu/liter. Pada posisi harga tersebut, stok di petani dan pedagang pengumpul menengah ke bawah menjadi kosong, namun masih ada juga pedagang lokal nekad membeli dan memperbesar stok. Pada akhir Oktober 2007, harga minyak nilam di Bengkulu kembali naik sampai pada harga terakhir Rp1,1 juta per liter, sedangkan persediaan semakin menipis, terutama pada petani. Sebelum terjadi kenaikan yang cukup tinggi itu, areal tanaman nilam petani terus berkurang akibat rendahnya harga yang hanya Rp180 ribu/liter, sementara biaya perawatan tanaman dan proses penyulingan membutuhkan dana besa, terutama pengadaan kayu bakar dan alat sulingan. Setelah harga kembali naik, bahkan menyamai harga pada tahun 1997 lalu sebesar Rp1,1 juta/liter, petani mulai bergairah kembali menanam nilam, namun lokasi lahan yang tersedia sudah sangat terbatas, katanya Jhon. Kepala Dinas Perkebunan provinsi Bengkulu Ir Taswin Munir sebelumnya mengatakan, tanaman nilam merupakan tanaman rakyat yang memanfaatkan lahan kosong, namun ada juga yang sengaja membuka lahan untuk kebun khusus nilam. Luas tanaman nilam di daerah itu seluruhnya tercatat 2.241 Ha, dengan produksi 126.69 ton/tahun dan melibatkan sekitar 3.677 KK petani, namun yang masih produktif terdapat di Bengkulu Utara yakni sekitar 256 Ha, dengan produksi rata-rata lima ton setiap kali panen, melibatkan 918 petani. Bengkulu sampai saat ini belum memiliki pedagang besar (distribuitor) minyak nilam (asteri), padahal daerah ini sejak belasan tahun silam sudah menjadi sentra nilam di Sumatera, terutama di Kabupaten Bengkulu Utara.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007