Surabaya (ANTARA) - Sebanyak 300 personel Satuan Brimob dan Satuan Sabhara Polda Jawa Timur disiagakan di Sampang pascapembakaran Mapolsek Tambelangan oleh massa, Rabu (22/5) malam.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera di Surabaya, Kamis mengatakan, ratusan personel itu disiagakan setelah Wakapolda Jatim Brigjen Pol Toni Harmanto mengonsolidasikan pasukan di Polres Sampang pascapembakaran Mapolsek Tambelangan.

"Personel yang membackup Polres Sampang dari Pamekasan kemarin dibagi lagi. Ada dua kompi Brimob dan satu kompi Sabhara yang sudah stand by di sana. Itu ada sekitar 300 personel," ujarnya.

Barung mengatakan, Forkopimda Jatim, yakni Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI R. Wisnoe Prasetja Boedi berangkat ke Sampang guna bertemu tokoh-tokoh masyarakat setempat.

Mengenai pembakaran kantor polisi tersebut, Barung menegaskan pelaku pembakaran harus ditangkap dan dihukum sesuai hukum yang berlaku.

"Tentu pelaku pelakunya harus dilakukan penangkapan. Ini kan negara hukum bukan negara barbar," ucap perwira menengah tersebut.

Saat ini, kata dia, polisi tengah bergerak guna mencari siapa pelaku pembakaran Mapolsek Tambelangan.

Barung mengungkapkan, sebelum adanya pembakaran, pada Rabu (22/5) siang, polisi sudah bisa menghalau massa yang diduga akan ricuh.

"Siang sudah ada itu kejadiannya, tapi bisa dihalau. Jumlah massa yang datang ke TKP sekitar 200 orang. Sampai saat ini kondisinya sudah aman. Saya juga heran kenapa sasarannya polisi," katanya.

Sebelumnya, Kantor Polsek Tambelangan, Sampang, Jawa Timur, dibakar massa, sehingga menyebabkan bangunan ludes dilalap api.

Pembakaran berawal dari adanya sekelompok massa yang datang secara tiba-tiba ke Mapolsek Tambelangan, Sampang, dan selanjutnya melempari Mapolsek dengan menggunakan batu.

Polisi berupaya memberikan pengertian dan melarang mereka berbuat anarkis, namun tak diindahkan, bahkan dalam hitungan menit, jumlah massa semakin banyak dan semakin beringas hingga akhirnya terjadi pembakaran.

Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019