Suka Makmue (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Nagan Raya, Aceh menyiagakan sedikitnya tiga unit alat berat di jalan lintas Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat menuju ke Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, di kawasan Gunung Singgah Mata, Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya.

"Alat berat ini kami siagakan agar ketika terjadi longsor tebing gunung, akan lebih mudah dilakukan penanggulangan dan memindahkan material longsor ke sisi kiri badan jalan," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Nagan Raya, Ir H Ardi Martha, Jumat.

Lokasi saat ini rawan terjadi longsor di jalan lintas Meulaboh-Takengon, Aceh Tengah tersebut terdapat di beberapa titik khususnya di kawasan hutan lindung Pegunungan Singgah Mata, Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya, di antaranya kawasan Jambo Cut Nyak Dhien, sekitar makam syahid serta di kawasan tanjakan di puncak gunung serta sejumlah kawasan lainnya..

Menurut Ardi Martha, kawasan badan jalan di pegunungan ini rawan longsor disebabkan tinggi curah hujan yang sering mengguyur kawasan tersebut, serta labil permukaan tanah dan sewaktu-waktu dapat menyebabkan longsor di atas badan jalan.

Selain rawan longsor, kawasan ini juga sering terjadi kabut tebal, sehingga mengganggu jarak pandang pengendara yang melintasinya.

"Kalau saat ini belum ada laporan longsor, kita berharap semuanya aman-aman saja. Karena saat ini ruas jalan lintas menuju ke wilayah tengah Aceh sangat ramai dilintasi pemudik dan pelancong," katanya lagi.

Selan itu, akses jalur transportasi darat tersebut juga digunakan oleh petani untuk menjual sebagian besar hasil bumi dan hasil kebun yang berasal dari dataran tinggi Gayo ke sejumlah kabupaten/kota di wilayah pantai barat selatan Aceh.

Ardi Martha menambahkan, akses jalan di jalur tengah menuju ke Takengon, Kabupaten Aceh Tengah tersebut kini semakin dipadati warga dan pedagang karena jarak tempuh yang semakin singkat.

Biasanya jarak tempuh ke dataran tinggi Gayo sekitar 8-9 jam dari Meulaboh, Ibu kota Kabupaten Aceh Barat dan kini bisa ditempuh sekitar 4-5 jam saja melalui jalur darat. .

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019