Yogyakarta (ANTARA) - Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menargetkan 500 tangki air bersih untuk membantu masyarakat terdampak bencana kekeringan di Kabupaten Gunungkidul.

"Insya Allah dari lembaga kita targetkan 500 tangki air bersih untuk membantu warga yang kesulitan mendapatkan air di Gunungkidul," kata Kepala Cabang ACT DIY Bagus Suryanto di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, pekan lalu ACT DIY mulai menyalurkan bantuan 50 ribu liter air bersih untuk mengurangi dampak kekeringan di Gunungkidul.

Bantuan air bersih itu dikirimkan ke Kecamatan Girisubo dan Rongkop. Di dua kecamatan ini, air bersih didistribusikan ke empat desa yang mengalami dampak terparah kekeringan serta masyarakat ekonomi prasejahtera yakni Desa Balong, Melikan, Nglindur, dan Tileng.

Koordinator Tim Program ACT DIY Kharis Pradana mengatakan untuk memudahkan pengiriman air ke empat desa itu, ACT menggunakan truk tangki yang dapat membawa 5 ribu liter air sekali jalan.

"Air dipindah ke tandon yang telah disediakan di masing-masing desa, atau warga datang membawa ember untuk diisi air," kata Kharis.

Sebanyak 520 warga menikmati bantuan air bersih tersebut. Sukiyem (85) salah satu warga yang ikut mengantri menyampaikan ucapan terimakasih bersama rasa syukur karena telah dapat menggunakan air bersih yang diberikan untuk mandi, minum, dan lainnya selama beberapa waktu ke depan.

Sebelumnya, untuk mendapatkan sumber air bersih, warga harus ke desa lainnya yang jaraknya cukup jauh. Di sumber mata air tersebut menjadi salah satu titik mata air yang masih mengalir. Akibatnya tak sedikit masyarakat antre untuk mendapatkan air, termasuk truk-truk tangki yang berjajar mengantre berjam-jam untuk dapat mendapatkan air bersih.

"Saat mereka dapat jatah air bersih, mereka sangat bersyukur dan berterima kasih," kata Kharis.

Dampak kekeringan di Gunungkidul tak hanya berdampak pada kehidupan masyarakat sehari-hari saja, tapi juga berdampak pada lahan garapan pertanian.

"Ribuan hektare lahan padi terancam mengalami puso di awal kemarau, air untuk kebutuhan konsumsi juga sulit didapatkan," kata Kharis.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019