Mekkah (ANTARA) - Telapak kaki jamaah asal Indonesia banyak yang melepuh setelah berjalan tanpa alas kaki di Masjidil Haram dan hal ini menjadi hambatan tersendiri bagi ibadah mereka selanjutnya.

Kepala Seksi Kesehatan Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja Mekkah Dr Muhammad Imran di Kota Mekkah, Minggu waktu setempat, mengatakan banyak kasus telapak kaki jamaah Indonesia melepuh akibat memaksakan berjalan tanpa alas kaki di kawasan Masjidil Haram.

"Ketika sandalnya hilang jamaah bilang seperti ini kalau di Indonesia sudah biasa jalan tidak pakai sandal saat ke sawah dan tambak. Ternyata ketika itu dipaksakan kaki mereka luka dan melepuh,” kata Imran.

Baca juga: Kota Mekkah mulai "dibanjiri" jamaah Indonesia

Ia menekankan pentingnya pemakaian alas kaki bagi jamaah karena lingkungan dan kondisi yang sangat berbeda antara di Indonesia dengan di Arab Saudi.

“Artinya pemahaman dan informasi kepada kepada jamaah itu sangat penting terutama bagi mereka yang belum pernah keluar daerah dan kini langsung ke negara yang suhunya cukup tinggi. Selain itu bnyak juga jamaah kita yang lupa menaruh sandalnya,” katanya.

Untuk itu ia mengimbau kepada jamaah saat kehilangan alas kaki untuk segera menghubungi petugas yang selalu bersiaga di pos-pos di Masjidil Haram yang berada di sekitar Hijir Ismail maupun di Pintu Utama Marwah.

Baca juga: Imam Masjidil Haram sebut jamaah Indonesia rombongan yang terpuji

Sebab Tim Gerak Cepat (TGC) sudah dibekali dan memiliki persediaan alas kaki yang bisa digunakan oleh jamaah.

Namun untuk mereka yang terlanjur mengalami lepuhan di kakinya akan diberikan obat berupa salep khusus yang diharapkan bisa mempercepat proses penyembuhan luka sehingga calon haji bisa kembali beraktivitas dengan baik.

“Kalau salep khusus ada untuk penanganan luka melepuh dan biasanya jamaah tidak balik ke hotel karena akan kita bawa ke KKHI untuk penanganan rawat luka di sini,” katanya.

Baca juga: Garuda siapkan Ayam Tangkap dan Keumamah untuk calhaj Aceh

Imran secara khusus berpesan kepada jamaah agar tidak keluar pemondokan sendirian karena kondisi di Mekkah sangat berbeda dengan di Tanah Air dengan iklim dan budaya yang juga lain.

Ia juga menyarankan agar jamaah dapat mengukur kondisi dan kemampuan fisiknya sendiri.

“Kalau merasa lelah dan capek istirahat saja. Jangan seperti di Indonesia kalau lelah tinggal duduk ngopi sebentar. Kalau di sini enggak bisa harus benar-benar istirahat yang cukup yakni tidur. Karena suhu di sini cukup tinggi tapi kelembabannya rendah sehingga kita jarang berkeringat,” katanya.

Untuk itu ia mengimbau ketika keluar pemondokan, jamaah sebaiknya menggunakan pelindung seperti payung, penyemprot ,wajah dan juga pelembab agar kulit tidak kering.

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019