Mekkah (ANTARA) - Tahun ini jamaah calon haji memiliki alternatif membayar dam di pasar hewan yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebab Pasar Hewan Khakiyah yang berada di pemukiman padat penduduk telah dipindahkan ke kawasan Kilo Asyura, perbatasan Mekkah dan Jeddah.

Di sanalah saat ini, Pasar An’am tempat penjualan hewan kurban/dam berada. Pasar itu terletak sekitar 10 km dari Masjidil Haram dan merupakan satu dari tiga pasar kambing di sekitaran Kota Mekkah yang menjadi pilihan jemaah haji untuk membayar dam.

Selain Pasar An’am ada pasar hewan di daerah Moashem dan Akisiyyah namun keduanya tak sebesar Pasar An’am.

Bayar dam atau denda menjadi tak terelakkan bagi mereka calon haji yang mengambil niat haji tamattu' dan qiran.

Haji tamattu' adalah haji yang didahului umrah. Jamaah haji lebih dulu berniat ihram untuk umrah hingga tahallul. Jamaah akan berniat ihram kembali bila tiba waktu haji. Haji tamattu' ini kebanyakan dijalankan oleh jamaah dari Indonesia.

Sementara haji qiran, artinya menyatukan haji dan umrah. Jamaah cukup mengerjakan manasik-manasik haji karena manasik umrah sudah tercakup di dalamnya.

Untuk pilihan membayar dam, memang tidak harus di pasar kambing yang ada di sekitaran Mekkah.

Membayar dam bisa melalui lembaga resmi yang ditunjuk pemerintah seperti bank atau kantor pos. Namun, jika jamaah ingin memilih langsung kambing dan memotongnya, maka datang ke pasar kambing adalah pilihan yang tepat.

Pasar An’am inilah yang kemudian menjadi pilihan yang banyak ditempuh oleh jamaah calon haji untuk kelegaan dan keridhoan saat membayar dam.

Pedagang di pasar ini sebagian besar merupakan pindahan dari pasar hewan di kawasan Khakiyah, yang setahun ini ditutup karena lokasinya dekat dengan pemukiman.

Dikerumuni

Selain menjadi pusat penjualan hewan untuk kurban atau dam, Pasar An’am juga dipadati oleh masyarakat pinggiran yang ingin mengais rezeki dari pendatang atau jamaah yang ingin menunaikan pembayaran dam.

Maka jangan kaget ketika pertama memasuki kawasan, kendaraan yang ditumpangi langsung dikerumuni puluhan orang.

Mereka tak segan mengejar dan menarik-narik pendatang, meminta pendatang untuk membeli kambing tuannya. Mereka memang tak lebih dari para calo yang menjualkan kambing para pendatang di pasar tersebut.

Tak sampai di situ mereka umumnya sangat mengharapkan daging hewan dari para pembayar dam karena umumnya mereka datang dari pinggiran Kota Mekkah dan merupakan masyarakat dari kalangan tidak mampu.

Saat pertama kali masuk ke dalam Pasar An'am, terik dan bau kotoran hewan langsung menyambut.

Udara yang berdebu dengan kelembaban yang berkisar 19 persen menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat yang biasa tinggal di daerah tropis seperti Indonesia.

Budaya penjual yang berbeda dan terkesan kurang ramah, mudah curiga, juga membuat siapapun harus pandai-pandai menyesuaikan diri.

Namun tak perlu khawatir karena banyak pula di antara penjual yang menganggap Muslim sebagai sesama saudara dan alangkah lebih baiknya jika saat datang ke tempat itu ditemani oleh orang yang bisa berkomunikasi dalam Bahasa Arab.

Sebagai pasar hewan terbesar di Kota Mekkah, Pasar An'am ini dibuka menjelang musim haji dan di pasar ini memiliki lebih dari 400 lapak kambing, sapi, dan unta.

"Di sini baru aja buka, baru dua bulan," kata Sulthan, salah satu petugas keamanan di Pasar An'am Mekkah saat ditemui Tim MCH, Selasa.

Fasilitas Pemotongan

Mereka yang berbelanja hewan untuk kepentingan membayar dam pun kemudian tak perlu khawatir kesulitan saat akan memotong hewan sembelihan dan menyalurkannya kepada kaum dhuafa.

Sebab Pasar An'am ini dilengkapi beberapa ruang khusus pemotongan. Kambing yang baru dibeli jamaah akan dibawa ke pemotongan. Di sana, sejumlah tukang jagal dengan peralatan lengkap siap memotong hewan dan mengulitinya.

Tak butuh waktu lama bagi para jagal terlatih itu menyembelih hewan hingga selesai mengulitinya. Untuk satu ekor kambing, sampai selesai dikuliti cukup cepat, tak sampai 20 menit. Daging yang sudah dipotong dalam ukuran besar dimasukkan kantong plastik putih dan siap dibagikan.

"Kalau ongkos potong hewan tambah 20 riyal," kata Ali Hasan, salah seorang pedagang kambing di Pasar An'am.

Ali menjual kambing untuk jemaah haji yang membayar dam di kisaran harga 280 hingga 350 riyal. Untuk kambing yang relatif kecil 280-300 riyal, sedangkan yang berukuran besar di harga 300 riyal. "Ini kambing asli Saudi bukan dari luar," ujarnya.

Untuk biaya potong sembelih hewan, jamaah biasanya tinggal bernegosiasi dengan pedagang.

Seperti saat beberapa teman Media Center Haji yang berniat membayar dam, kemudian membeli kambing seharga 300 riyal, mereka bernegosiasi dan menawar agar harga kambing sudah termasuk ongkos potongnya. "Ya sudah tidak apa-apa," kata Ali.

Setelah kambing dibawa ke ruang pemotongan hewan dan dagingnya dimasukkan ke dalam kantong plastik putih untuk kemudian didistribusikan kepada fakir miskin di sekitaran Mekkah.

Dalam hal ini, Ali mempersilakan jamaah yang membayar dam, untuk membagikan sendiri dagingnya kepada kaum fakir miskin di Mekkah.

"Kalau mau dibagikan di sini juga enggak apa-apa, di sini banyak fakir miskin," ungkapnya.

Baca juga: Infeksi saluran pernapasan jadi penyakit utama calhaj di Mekkah

Baca juga: Kota Mekkah mulai "dibanjiri" jamaah Indonesia

Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019