Spirit Hari Bhakti Angkatan Udara harus dimanifestasikan dalam proses pembangunan postur kekuatan dan kemampuan TNI Angkatan Udara yang profesional dan modern, kata Danlanud Manuhua
Biak (ANTARA) - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna mengatakan, peringatan Hari Bhakti TNI Angkatan Udara yang jatuh pada 29 Juli mempunyai makna yang sarat dengan nilai-nilai kejuangan yang sangat berarti bagi prajurit untuk menjadi kompas moral bagi pengabdian terbaik kepada TNI AU.

"Pada tanggal tersebut, tepatnya 29 Juli 1947, ada dua peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya TNI Angkatan Udara," ungkap Danlanud Manuhua Marsma TNI Daan Sulfi membacakan amanat KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna pada peringatan Hari Bhakti TNI ke-72 dipusatkan di Skadron 27 Biak, Senin.

Marsekal Yuyu Sutisna mengakui, peristiwa heroik tanggal 29 Juli hendaknya tidak sekedar menjadi nostalgia sejarah semata, namun terus menjadi kompas moral bagi generasi penerus untuk memberikan pengabdian yang terbaik kepada TNI Angkatan Udara.

"Spirit Hari Bhakti Angkatan Udara harus dimanifestasikan dalam proses pembangunan postur kekuatan dan kemampuan TNI Angkatan Udara yang profesional dan modern," kata Danlanud Manuhua.

Baca juga: Napak tilas "operasi serigala" di Sorong Selatan-Papua Barat dihadiri Kasau

Ia mengatakan, momentum Hari Bhakti ini adalah saat tepat untuk membangun komitmen bahwa TNI AU mampu mencetak kader-kader prajurit yang berkarakter sama hebatnya dengan para aktor sejarah Hari Bhakti TNI Angkatan Udara.

Ada dua peristiwa peringatan Hari Bhakti TNI AU itu, yang pertama adalah keberhasilan Angkatan Udara Republik Indonesia dalam melakukan serangan udara terhadap kedudukan militer Belanda di Semarang, Ambarawa dan Salatiga.

Serangan udara ini merupakan serangan udara yang pertama kali dilakukan oleh Angkatan Udara Republik Indonesia.

Sedangkan peristiwa kedua, lanjut KSAU, yang terjadi pada tanggal tersebut adalah tertembaknya pesawat Dakota VT-CLA yang mengakibatkan gugurnya para perintis Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI), yaitu Komodor Muda Udara Abdulrachman Saleh, Komodor Muda Udara A. Adisutjipto dan Opsir Muda Udara Adi Soemarmo Wirjokusumo.

Baca juga: Kasau : Lanud Dumatubun strategis untuk pertahanan

Dakota VT-CLA ditembak jatuh oleh P-40 Kittyhawk Belanda pada 29 Juli 1947 di Dusun Ngoto, Bantul, dekat Yogyakarta dalam perjalanan pulang dari Singapura membawa bantuan obat-obatan dari Palang Merah Malaya menuju Pangkalan Udara Maguwo.

"Untuk mengenang dan mengabadikan peristiwa gugurnya para tokoh dan perintis Angkatan Udara tersebut, sejak tanggal 29 Juli 1955 diperingati sebagai 'Hari Berkabung' AURI. Mulai 29 Juli 1962 diubah menjadi Hari Bhakti TNI AU," katanya.

Baca juga: Lanud Manuhua Biak beri pengobatan gratis warga dua kampung

Upacara perayaan Hari Bhakti TNI Angkatan Udara ke-72 di jajajan Lanud Manuhua Biak mengangkat tema "Bhakti pahlawan udara menjadi tonggak sejarah, bhakti penerus membangun kejayaan Angkatan Udara" diikuti prajurit Koopsau III, Kosek Hanudnas IV, Satrad 242, Yonko Paskhas 462 Sarotama, Skadron 27 dan Pangkalan Udara Manuhua.

Pewarta: Muhsidin
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019