Pontianak (ANTARA Kalbar) - Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat Hazairin mengatakan, angka konsumsi beras penduduk di provinsi itu terbilang cukup tinggi, yakni antara 113 kilogram hingga 120 kilogram per kapita per tahun.
"Diversifikasi pangan menjadi salah salah satu solusi agar konsumsi beras tidak terus meningkat," kata Hazairin saat dihubungi di Pontianak, Rabu.
Kalbar, lanjut dia, beberapa waktu lalu termasuk dalam daerah yang menjadi tujuan pengembangan agro industri oleh Kementerian Pertanian.
"Karena Kalbar punya potensi besar untuk pengelolaan agro industri. Misalnya dari bahan baku ubi kayu, talas, jagung, menjadi produk konsumsi yang mudah dan murah," kata dia.
Indonesia, ujar Hazairin, termasuk Kalbar, dapat mencontoh negara lain yang mampu menekan angka konsumsi beras.
"Di Vietnam, Thailand, juga Malaysia, angka konsumsi beras per kapita per tahun bisa di bawah angka 100 kilogram," kata dia mengungkapkan.
Ia menambahkan, kalau saja Kalbar bisa membantu menekan angka konsumsi beras hingga menjadi di bawah 100 kilogram per kapita per tahun, akan mempengaruhi secara nasional.
"Secara nasional, angkanya 16 juta ton," ujar Hazairin.
Ia yakin, kalau agro industri berjalan dengan baik, Kalbar bisa ikut berhemat. "Atau dengan program-program lain seperti `one day no rice`. Korea Selatan pernah menerapkan hal itu," kata mantan Kepala Dinas Pertanian Kota Pontianak itu.
Di Jepang, mereka mengimpor ubi jalar dari Indonesia dalam bentuk dadu. Kemudian, dadu dari ubi jalar itu dapat dihancurkan dan dijadikan sup.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Diversifikasi pangan menjadi salah salah satu solusi agar konsumsi beras tidak terus meningkat," kata Hazairin saat dihubungi di Pontianak, Rabu.
Kalbar, lanjut dia, beberapa waktu lalu termasuk dalam daerah yang menjadi tujuan pengembangan agro industri oleh Kementerian Pertanian.
"Karena Kalbar punya potensi besar untuk pengelolaan agro industri. Misalnya dari bahan baku ubi kayu, talas, jagung, menjadi produk konsumsi yang mudah dan murah," kata dia.
Indonesia, ujar Hazairin, termasuk Kalbar, dapat mencontoh negara lain yang mampu menekan angka konsumsi beras.
"Di Vietnam, Thailand, juga Malaysia, angka konsumsi beras per kapita per tahun bisa di bawah angka 100 kilogram," kata dia mengungkapkan.
Ia menambahkan, kalau saja Kalbar bisa membantu menekan angka konsumsi beras hingga menjadi di bawah 100 kilogram per kapita per tahun, akan mempengaruhi secara nasional.
"Secara nasional, angkanya 16 juta ton," ujar Hazairin.
Ia yakin, kalau agro industri berjalan dengan baik, Kalbar bisa ikut berhemat. "Atau dengan program-program lain seperti `one day no rice`. Korea Selatan pernah menerapkan hal itu," kata mantan Kepala Dinas Pertanian Kota Pontianak itu.
Di Jepang, mereka mengimpor ubi jalar dari Indonesia dalam bentuk dadu. Kemudian, dadu dari ubi jalar itu dapat dihancurkan dan dijadikan sup.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012