Sekadau (ANTARA) - Kapal Motor Penumpang (KMP) Gunung Palong yang menjadi alat transportasi sungai di kawasan Sunyat Sungai Asam, Kecamatan Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau sejak September tidak beroperasi, sehingga dikhawatirkan akan menghambat arus balik Natal.
"Tidak ada solusi dari pemerintah maupun dari pemegang otoritas KMP Gunung Palong dengan tidak beroperasinya feri. Kami pengguna jasa angkutan feri sangat dirugikan dari sisi waktu," ungkap Damianus, salah satu pengguna jasa angkutan penyeberangan KMP Gunung Palong di Sekadau, Sabtu.
Arus balik Natal mulai ramai masuk ke daerah tiga Belitang. Antrean kendaraan di ponton (milik perusahaan) sering menjadi status whatsapps para pengguna jasa penyeberangan karena harus menunggu hingga 4 jam lamanya. Lokasi ponton perusahaan ini, sekitar 1 kilometer dari dermaga feri Sunyat Sungai Asam.
Damianus mengatakan, ponton milik perusahaan selama ini tidak pernah mempersulit para pengguna jasa angkutan umum. Namun jika warga umum menggunakan fasilitas perusahaan itu, antrean dan prioritas kendaraan tetap diutamakan milik perusahaan.
"Hal tersebut bisa membuat kita yang antre lebih dari satu jam, bisa sampai empat jam," katanya lagi.
Ia mengatakan, jika pihak KMP Gunung Palong tidak berdaya menyikapi kendala yang terjadi sebatas kondisi pasang surut sungai, karena tidak bisa melayani penumpang, sebaiknya pihak terkait memikirkan solusi lebih lanjut terhadap masalah itu. Sehingga tidak bergantung terus dengan ponton milik perusahaan.
Sebelumnya, KMP Gunung Palong di kawasan Sunyat Sungai Asam, Belitang Hilir dapat menyeberangkan penumpang dengan bersandar pada plengsengan dermaga feri tersebut. Tetapi kondisi plengsengan yang tidak elastis, rawan bagi keamanan lambung kapal, sehingga setiap akan sandar, kapal harus dibantu ponton.
Sedangkan saat ini, ponton milik pemda yang biasa digunakan KMP Gunung Palong, mengalami kebocoran setelah sempat tenggelam beberapa waktu lalu.
Ponton sudah diangkat dari dasar sungai, tetapi masih bocor sehingga setiap dua hari sekali harus disedot airnya. Kondisi ponton yang bocor juga rawan bagi kapal untuk sandar dan menurunkan penumpang. Akibatnya sejak September atau 4 bulan lalu, KMP Gunung Palong tidak beroperasi, karena air sungai yang masih naik.
Kadis Perhubungan Kabupaten Sekadau, Hermansyah membenarkan kondisi tersebut.
Ia mengatakan, saat ini air masih naik, lambung kapal feri masih menyentuh plengsengan. "Selama ini, Feri memang menggunakan ponton (milik pemda) untuk sandar, tapi saat ini tidak berani. Itu karena ponton bocor dan tiap 2 hari mesti disedot. Dapat dipastikan ponton akan tenggelam lagi jika digunakan. Sedangkan untuk memperbaiki ponton itu harus docking," katanya menjelaskan.
Ia sudah menghitung perkiraan biaya docking (naik dock untuk perbaikan ponton) yang mencapai Rp400 juta hingga Rp500 juta.
"Kami minta pihak feri sementara waktu menggunakan ponton (yang bocor) untuk sandar, tetapi mereka tidak berani, karena dipastikan tenggelam lagi karena bocor bagian bawah belum tertangani," katanya lagi.
Sementara di sisi lain, ia mengatakan pengapungan ponton tenggelam saja hingga kini belum dibayar kepada pihak pengapungan.
"Kami sudah melaporkan kondisi itu ke pusat dan berharap pusat dapat membuatkan plengsengan yang elastis, namun hal itu membutuhkan waktu. Sementara dermaga itu masih punya Kementerian Perhubungan (pusat)," ujar mantan camat Belitang itu.
Baca juga: Kondisi penyeberangan di Dermaga Sunyat masih kacau
Baca juga: Warga berharap solusi segera penyeberangan Sunyat - Sungai Asam
Baca juga: Penyeberangan Sunyat - Sungai Asam Sekadau gunakan ponton