Jakarta (ANTARA Kalbar) - Pemerintah akan memberikan insentif kepada produsen mobil hybrid di Indonesia sebagai upaya mendukung penghematan bahan bakar minyak.
"Mobil hybrid adalah mobil yang mempunyai dua sistem penggerak dan mekanik dengan tenaga mesin dan tenaga listrik. Apabila prinsipal ingin membuat mobil hybrid di dalam negeri, pemerintah akan memberikan insentif fiskal," kata Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian Budi Darmadi di Jakarta, Rabu.
Budi mengatakan pengembangan mobil hybrid di Tanah Air diutamakan yang bermesin kecil demi memangkas harga karena kendaraan hybrid yang sudah beredar di Indonsia rata-rata produk premium dengan harga hampir Rp500 juta per unit.
"Mobil hybrid seperti Toyota Prius harganya sangat mahal dan kebanyakan disematkan mesin 2.000cc. Selain itu, mobil hybrid harganya Rp200 juta di atas mobil yang memakai bahan bakar minyak," ujarnya.
Ia memaparkan bahwa dibutuhkan waktu tiga hingga lima tahun lagi untuk membuat mobil hybrid di Indonesia.
"Selama ini, kalangan konsumen belum mengapresiasi mobil hybrid karena harganya lebih mahal. Jadi harus ada waktu untuk memperkenalkan produk hybrid dan belum ada pembahasan formal mengenai spesifikasinya," katanya.
Budi menambahkan mobil hybrid akan menghemat pemakaian bahan bakar sekitar 50 persen dari mobil yang mengonsumsi BBM.
"Jika konsumen dalam sehari menghabiskan 20 liter BBM, maka mobil hybrid bisa menghemat separuh bahan bakarnya. Ke depan, pemerintah mengusulkan untuk mobil hybrid diproduksi dengan kapasitas mesin 1.500cc," ucapnya.
(KR-IAZ)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Mobil hybrid adalah mobil yang mempunyai dua sistem penggerak dan mekanik dengan tenaga mesin dan tenaga listrik. Apabila prinsipal ingin membuat mobil hybrid di dalam negeri, pemerintah akan memberikan insentif fiskal," kata Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian Budi Darmadi di Jakarta, Rabu.
Budi mengatakan pengembangan mobil hybrid di Tanah Air diutamakan yang bermesin kecil demi memangkas harga karena kendaraan hybrid yang sudah beredar di Indonsia rata-rata produk premium dengan harga hampir Rp500 juta per unit.
"Mobil hybrid seperti Toyota Prius harganya sangat mahal dan kebanyakan disematkan mesin 2.000cc. Selain itu, mobil hybrid harganya Rp200 juta di atas mobil yang memakai bahan bakar minyak," ujarnya.
Ia memaparkan bahwa dibutuhkan waktu tiga hingga lima tahun lagi untuk membuat mobil hybrid di Indonesia.
"Selama ini, kalangan konsumen belum mengapresiasi mobil hybrid karena harganya lebih mahal. Jadi harus ada waktu untuk memperkenalkan produk hybrid dan belum ada pembahasan formal mengenai spesifikasinya," katanya.
Budi menambahkan mobil hybrid akan menghemat pemakaian bahan bakar sekitar 50 persen dari mobil yang mengonsumsi BBM.
"Jika konsumen dalam sehari menghabiskan 20 liter BBM, maka mobil hybrid bisa menghemat separuh bahan bakarnya. Ke depan, pemerintah mengusulkan untuk mobil hybrid diproduksi dengan kapasitas mesin 1.500cc," ucapnya.
(KR-IAZ)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012