Bandung (ANTARA Kalbar) - Gaya Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa ketika memberikan kuliah umum kepada para santri, mahasiswa, dan pelaku usaha, peserta pelatihan kewirausahaan kreatif di Wilayah Priangan Timur tidak kalah dari para motivator yang sering muncul di layar televisi.

Hatta yang berbicara di Gedung Kebudayaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Sabtu, berulang kali mendapat sambutan tepuk tangan meriah dari para peserta ketika menceritakan kisahnya jatuh-bangun memulai usaha.

"Saya datang dari desa, dari kampung datang ke Bandung, ternyata bisa buka usaha selama 20 tahun. Dan kalau saya bisa, saudara juga harus bisa," ujarnya.

Hatta bercerita pada 1978 ketika belum lulus dari Institut Teknologi Bandung (ITB) ia sudah nekat membuka perusahaan berbentuk CV untuk mengerjakan berbagai proyek perminyakan.

Selama tiga bulan kemudian, Hatta "bertualang" di Jakarta menyambangi satu demi satu perusahaan untuk menawarkan jasa.

"Selama tiga bulan saya keliling jakarta mengetuk pintu satu demi satu. Sampai-sampai justru ada yang tidak percaya karena saya bilang menerima semua jenis pekerjaan dan sanggup mengerjakannya," tuturnya.

Hatta tidak patah semangat bolak-balik antara Jakarta dan Bandung untuk menemukan pekerjaan. Jika uang untuk bertahan di Jakarta telah habis, ia kembali ke Bandung untuk mengumpulkan uang, kemudian berangkat lagi ke Jakarta.

Upayanya itu akhirnya menemukan jawaban ketika ia menjumpai salah satu seniornya di Lemigas yang memberikan pekerjaan membaca data sumur minyak bumi.

"Ternyata bayarannya 21 ribu dolar, rasanya mau pingsan saat itu, padahal kiriman orang tua saja cuma Rp12.000," ujarnya.

Keberuntungan Hatta pun kemudian berlanjut ketika ia bertemu dengan Arifin Panigoro dan pengusaha lainnya yang mau membuka pintu bagi wirausaha muda.

"Waktu itu dapat kerja pemboran dan dengan modal berani dapat pinjaman L/C 5 juta dolar, rasanya mau pingsan kedua kali saat itu padahal masang dasi saja belum becus. Tapi Alhamdulillah pinjaman itu dapat dikembalikan dalam 2,5 tahun," tuturnya.

Berdasarkan pengalaman itu, Hatta menganjurkan kepada kaum muda untuk berani menjadi pelaku usaha yang siap mengalami jatuh-bangun dan menghadapi resiko.

Namun, ia juga berharap kalangan pengusaha yang telah mapan mau bekerjasama dengan wirausaha muda agar semakin banyak lagi jumlah wiraswasta yang tumbuh di Indonesia.

Ia pun mengingatkan wiraswasta bukan kegiatan ekonomi turun temurun yang diwariskan dari orang tua. Wirausaha, kata dia, merupakan cara pandang kreatif dan kemauan inovasi yang pada dasarnya bisa dimiliki oleh setiap orang.

(D013)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012