Jakarta (ANTARA Kalbar) - PT Bank Mandiri Persero (tbk) menilai obligasi dan emas masih menjadi pilihan utama investasi di masa depan.
"Untuk instrumen investasi seperti apa, akan sangat bergantung dari profil masing-masing investor dan masing-masing instrumen terhadap horisonnya," kata Head of Fixed Income Research Bank Mandiri Handy Yunianto di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, waktu yang tepat untuk menanam modal di obligasi adalah ketika angka inflasi dan suku bunga sangat tinggi karena investor akan mendapat yield yang paling besar.
Dia menambahkan pada 2010-2011, imbal hasil investasi obligasi bahkan bisa mengalahkan aset seperti saham, namun dengan memperhatikan kondisi ekonomi yang terjadi saat itu.
Namun jika ingin mengambil yield yang besar dari inflasi yang tinggi, investor disarankan mencari aset investasi yang turut kepada inflasi seperti emas karena ketika inflasi naik maka harga emas juga terkatrol naik.
Sementara itu Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti mengatakan emas juga masih menjadi alat investasi yang patut diperhitungkan.
"Itu karena emas dipakai sebagai salah satu cadangan devisa semua negara. Selain itu emas bersifat cair, kapan pun ingin dijual, maka akan ada yang beli dan emas jumlahnya juga terbatas," tambah dia.
Persediaan emas yang relatif terbatas dan diproduksi tidak massal membuat harga emas tetap stabil.
(B019)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Untuk instrumen investasi seperti apa, akan sangat bergantung dari profil masing-masing investor dan masing-masing instrumen terhadap horisonnya," kata Head of Fixed Income Research Bank Mandiri Handy Yunianto di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, waktu yang tepat untuk menanam modal di obligasi adalah ketika angka inflasi dan suku bunga sangat tinggi karena investor akan mendapat yield yang paling besar.
Dia menambahkan pada 2010-2011, imbal hasil investasi obligasi bahkan bisa mengalahkan aset seperti saham, namun dengan memperhatikan kondisi ekonomi yang terjadi saat itu.
Namun jika ingin mengambil yield yang besar dari inflasi yang tinggi, investor disarankan mencari aset investasi yang turut kepada inflasi seperti emas karena ketika inflasi naik maka harga emas juga terkatrol naik.
Sementara itu Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti mengatakan emas juga masih menjadi alat investasi yang patut diperhitungkan.
"Itu karena emas dipakai sebagai salah satu cadangan devisa semua negara. Selain itu emas bersifat cair, kapan pun ingin dijual, maka akan ada yang beli dan emas jumlahnya juga terbatas," tambah dia.
Persediaan emas yang relatif terbatas dan diproduksi tidak massal membuat harga emas tetap stabil.
(B019)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012