Chicago (ANTARA) - Harga emas sedikit lebih rendah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), tertekan oleh imbal hasil obligasi pemerintah yang lebih kuat menyusul sinyal hawkish dari Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell akhir pekan lalu, namun dolar AS yang lebih lemah membatasi penurunan logam kuning.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, turun tipis 0,1 dolar AS atau 0,01 persen, menjadi ditutup pada 1.749,70 dolar AS per ounce, setelah mencapai terendah sesi di 1.731,40 dolar AS dan tertinggi sesi di 1.757,90 dolar AS.
Emas berjangka anjlok 21,60 dolar AS atau 1,22 persen menjadi 1.749,80 dolar AS pada Jumat (26/8/2022), setelah terangkat 9,90 dolar AS atau 0,56 persen menjadi 1.771,40 dolar AS pada Kamis (25/8/2022), dan terkerek 30 sen atau 0,02 persen menjadi 1.761,50 dolar AS pada Rabu (24/8/2022).
Baca juga: Harga emas merosot karena suku bunga naik lebih tinggi
Harga emas anjlok minggu lalu setelah Ketua Fed Jerome Powell menolak gagasan kemiringan dovish oleh The Fed, dan memperingatkan bahwa konsumen dan bisnis AS harus bersaing dengan suku bunga lebih tinggi karena inflasi melonjak dan mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di negara itu kemungkinan akan melambat sebagai akibatnya.
Baca juga: Emas masih tertekan dolar AS yang lebih kuat
Baca juga: Emas anjlok pengaruh pidato Powell tunjukkan pengetatan agresif
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Emas turun tipis tertekan imbal hasil obligasi yang lebih kuat
Emas turun tipis tertekan hasil obligasi yang lebih kuat
Selasa, 30 Agustus 2022 6:54 WIB