Katingan (ANTARA Kalbar) - Menperin menyatakan bahwa Indonesia harus menjadi juara dunia dalam hal produk rotan karena itu implementasi larangan ekspor rotan mentah yang kembali diberlakukan awal tahun ini terus disosialisasikan.
"Kita akan hanya mengekspor produk rotan jadi dan dikenal sebagai satu-satunya negara di dunia penghasil rotan," kata Menteri Perindustrian (Menperin)Mohamad S Hidayat dalam acara peresmian program "Comport School with Rattan" di Katingan, Kalteng, Selasa.
Acara tersebut juga dihadiri Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan.
Menperin Hidayat mengatakan, Indonesia merupakan penghasil 85 persen rotan dunia. Namun, kesejahteraan petani dan industri pengolahan rotan belum baik.
Dikatakannya, pemerintah menyadari adanya penolakan terhadap larangan ekspor rotan mentah dan pemerintah sudah mengantisipasinya.
"Kami mengajak mereka (yang menolak) untuk bersabar dan bergabung dalam memberi nilai tambah produk rotan," tukasnya.
Menperin mengatakan, berkaitan dengan antisipasi atas dikeluarkannya larangan ekspor rotan mentah, pihaknya sudah menyurati Menteri Dalam Negeri agar lebih mengutamakan keperluan furniturnya yang berbahan rotan.
Selain itu, pihaknya juga menyurati Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, agar seluruh SD di Nusantara dapat menggunakan meja kursi berbahan rotan.
Menperin menyatakan pihaknya juga mengimbau kalangan BUMN dan swasta agar mengalokasikan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dalam bentuk bantuan meja kursi sekolah berbahan rotan untuk sekolah-sekolah di sentra produksi rotan.
(A023)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Kita akan hanya mengekspor produk rotan jadi dan dikenal sebagai satu-satunya negara di dunia penghasil rotan," kata Menteri Perindustrian (Menperin)Mohamad S Hidayat dalam acara peresmian program "Comport School with Rattan" di Katingan, Kalteng, Selasa.
Acara tersebut juga dihadiri Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan.
Menperin Hidayat mengatakan, Indonesia merupakan penghasil 85 persen rotan dunia. Namun, kesejahteraan petani dan industri pengolahan rotan belum baik.
Dikatakannya, pemerintah menyadari adanya penolakan terhadap larangan ekspor rotan mentah dan pemerintah sudah mengantisipasinya.
"Kami mengajak mereka (yang menolak) untuk bersabar dan bergabung dalam memberi nilai tambah produk rotan," tukasnya.
Menperin mengatakan, berkaitan dengan antisipasi atas dikeluarkannya larangan ekspor rotan mentah, pihaknya sudah menyurati Menteri Dalam Negeri agar lebih mengutamakan keperluan furniturnya yang berbahan rotan.
Selain itu, pihaknya juga menyurati Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, agar seluruh SD di Nusantara dapat menggunakan meja kursi berbahan rotan.
Menperin menyatakan pihaknya juga mengimbau kalangan BUMN dan swasta agar mengalokasikan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dalam bentuk bantuan meja kursi sekolah berbahan rotan untuk sekolah-sekolah di sentra produksi rotan.
(A023)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012