Jakarta (ANTARA Kalbar) - Delegasi Indonesia berhasil memperjuangkan pemakaian vaksin polio secara oral di ajang Sidang Majelis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atau World Health Assembly (WHA) yang berlangsung di Swiss pada 21-26 Mei lalu.

"Setelah adanya usulan untuk mengganti vaksin polio dengan yang berbentuk suntikan (IPV= Inactivated Poliovirus Vaccines), maka usulan untuk pemakaian secara oral tetap dipertahankan," kata Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti di Jakarta, Kamis.

Indonesia memperjuangkan pemberian vaksin polio tetap menggunakan oral karena dinilai sebagai sistem yang paling efisien dalam hal pembiayaan, kata Ali Ghufron yang bertindak sebagai pelaksana tugas Menteri Kesehatan dan ketua delegasi RI di World Health Assembly itu.

"Harga dari vaksin IPV ini bisa 50 kali lipat dari yang oral. Bisa dibayangkan kerugian kita (jika resolusi itu ditetapkan), baik kerugian langsung maupun tidak langsung," ujar Ghufron.

Selain akan membebani anggaran negara untuk pembelian vaksin IPV, Ghufron mengatakan kerugian juga akan dialami oleh Bio Farma, BUMN yang memproduksi vaksin polio oral dan telah mengekspor vaksin ke 118 negara lain.

"Indonesia telah mengekspor ke 118 negara, jika penggunaan vaksin IPV disahkan, bisa tidak lagi ekspor atau produksi vaksin, kerugian yang diderita bisa ratusan miliar," ujarnya.

Bahkan, setelah menyatakan keberatannya dalam sidang WHA, Ghufron mengaku ia langsung disambut dengan jabat tangan oleh Menteri Kesehatan India sebagai bentuk dukungan.

"Setelah menyampaikan pidato, saya langsung disalami Menkes India, karena mereka memiliki masalah yang sama," katanya.

Dalam pembahasan draft resolusi WHA, sempat diputuskan untuk menjalankan kedua pilihan secara paralel, yaitu negara dibebaskan untuk memilih apakah menggunakan IPV yang diberikan melalui injeksi (suntikan) atau menggunakan vaksin polio oral yang saat ini digunakan untuk eliminasi polio di negaranya.

"Tapi akhirnya di luar ekspektasi kita, itu pencapaian yang sangat tinggi dan kitai puas, pemberian vaksin polio ditetapkan secara oral," ujar Ghufron.

Selain masalah anggaran yang meningkat, salah satu keberatan delegasi Indonesia adalah berdasarkan fakta bahwa vaksin polio oral yang digunakan saat ini cukup efektif yang terbukti dengan tidak adanya kasus polio di Indonesia sejak lama.

(A043)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012