Jakarta (ANTARA Kalbar) - Impor makanan dan minuman selama triwulan I-2012 mencapai 1,2 miliar dolar AS dan didominasi produk asal Malaysia, China, Thailand dan Singapura.
"Menjelang Hari Raya Idul Fitri, impor makanan dan minuman akan membanjiri pasar dalam negeri. Malaysia akan mengirimkan produknya dalam jumlah yang besar karena letak geografis yang sangat dekat dengan Indonesia,¿ kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi), Franky Sibarani kepada pers di Jakarta, Jumat.
Franky menuturkan, Gapmmi belum bisa memprediksi besarnya nilai impor makanan dan minuman dari Malaysia. Pada tahun lalu, impor makanan dan minuman dari Malaysia mencapai 23,69 persen.
"Produk impor mendominasi 4-5 persen pasar makanan dan minuman di Indonesia. Sedangkan Malaysia menjadi negara pengimpor terbesar disusul China 14,22 persen, Thailand 9,7 persen dan Singapura 8,8 persen," paparnya.
Berdasarkan data pusat statistik (BPS), pada triwulan I tahun ini, impor mengalami kenaikan sebesar 1,28 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Pada periode Januari hingga Maret 2012 angka impor mencapai 1,2 miliar dolar AS. Maraknya produk impor yang beredar karena kurangnya pengawasan dari pemerintah," ujarnya.
Franky menambahkan, banyaknya produk impor makanan dan minuman di Indonesia karena kurangnya daya saing produk dari dalam negeri dan lemahnya perlindungan pemerintah terhadap produk lokal.
"Pemerintah harus melindungi industri makanan dan minuman khususnya skala kecil menengah agar memiliki daya saing yang tinggi dan mampu membendung serbuan produk impor," tegasnya.
(KR-IAZ)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Menjelang Hari Raya Idul Fitri, impor makanan dan minuman akan membanjiri pasar dalam negeri. Malaysia akan mengirimkan produknya dalam jumlah yang besar karena letak geografis yang sangat dekat dengan Indonesia,¿ kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi), Franky Sibarani kepada pers di Jakarta, Jumat.
Franky menuturkan, Gapmmi belum bisa memprediksi besarnya nilai impor makanan dan minuman dari Malaysia. Pada tahun lalu, impor makanan dan minuman dari Malaysia mencapai 23,69 persen.
"Produk impor mendominasi 4-5 persen pasar makanan dan minuman di Indonesia. Sedangkan Malaysia menjadi negara pengimpor terbesar disusul China 14,22 persen, Thailand 9,7 persen dan Singapura 8,8 persen," paparnya.
Berdasarkan data pusat statistik (BPS), pada triwulan I tahun ini, impor mengalami kenaikan sebesar 1,28 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Pada periode Januari hingga Maret 2012 angka impor mencapai 1,2 miliar dolar AS. Maraknya produk impor yang beredar karena kurangnya pengawasan dari pemerintah," ujarnya.
Franky menambahkan, banyaknya produk impor makanan dan minuman di Indonesia karena kurangnya daya saing produk dari dalam negeri dan lemahnya perlindungan pemerintah terhadap produk lokal.
"Pemerintah harus melindungi industri makanan dan minuman khususnya skala kecil menengah agar memiliki daya saing yang tinggi dan mampu membendung serbuan produk impor," tegasnya.
(KR-IAZ)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012