Medan (ANTARA Kalbar) - Neuropati adalah istilah untuk kerusakan saraf yang dapat disebabkan oleh penyakit, trauma pada saraf atau dapat juga karena efek samping dari suatu penyakit sistemik.

Neuropati menunjukkan gejala seperti nyeri, rasa baal, mati rasa, kram, kaku-kaku, kesemutan, rasa terbakar, kulit hipersensitif, kulit mengkilap tidak wajar, rambut rontok pada area tertentu, kelemahan tubuh dan anggota gerak, serta atrofi otot atau otot mengecil.

Menurut pakar kesehatan Universitas Sumatera Utara (USU) dr Yuneldi Anwar, SP.S(K), neuropati dapat diderita oleh siapapun.

Risiko ini semakin besar pada mereka yang berusia di atas 40 tahun, menderita diabetes atau beresiko menderita diabetes, ada riwayat terjadi neuropati di keluarga, menderita penyakit pembuluh darah (penyakit jantung dan hipertensi), merokok, mengkonsumsi alkohol dan mengkonsumsi obat-obatan yang menyebabkan neuropati.

Secara umum neuropati sering kali tidak disadari sebagai penyakit, melainkan dipandang sebagai kondisi yang umum akibat komplikasi dari penyakit lain.

Padahal jika dibiarkan, kondisi neuropati dapat mengganggu mobilitas penderitanya.

Pada neuropati karena usia, apabila tidak diterapi dengan benar, dapat menjadi berat sehingga berpotensi menimbulkan komplikasi-komplikasi lain.

Pada pasien diabetes, risiko terjadinya neuropati semakin bertambah besar, sejalan dengan bertambahnya usia dan lama penyakit diabetes yang diderita.

Menurut Ketua Program Studi Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran USU ini, untuk mencegah neuropati diperlukan pola hidup yang benar. Apabila menderita penyakit seperti diabetes, hipertensi dan jantung, maka manajemen penyakit agar terkontrol juga sangat penting.

Disamping itu, agar sistem saraf dapat bekerja dengan baik, dan untuk membantu mencegah terjadinya komplikasi pada pasien diabetes, tubuh membutuhkan nutrisi yang seimbang dan dapat memenuhi kebutuhan tubuh seperti untuk otak, otot saraf tepi dan fungsi lainnya.

"Saraf kita sangat tergantung pada suplai vitamin B yang memadai dan sangat sensitif terhadap kekurangan vitamin B. Vitamin B penting untuk melindungi dan meregenerasi saraf," katanya.

Saat berpuasa tubuh mendapatkan kesempatan untuk melakukan "detoksifikasi" dari pola hidup tidak sehat selama ini. Pada saat ini, sebaiknya tubuh mendapatkan asupan nutrisi bermanfaat yang lebih optimal.

Yang terbaik adalah mengatur asupan nutrisi melalui diet makanan yang tinggi protein, serat dan vitamin B.
"Ketika kondisi tubuh seimbang karena berpuasa dan didukung asupan vitamin B yang tercukupi, kesempatan saraf untuk melakukan regenerasi juga akan lebih besar," katanya.

Selain memenuhi asupan tubuh dengan vitamin, penting pula dilakukan pemeriksaan kondisi tubuh secara berkala sehingga dapat mendeteksi gejala neuropati secara dini dan dapat ditangani supaya tidak menjadi parah.


Neuropathy Service Point
Untuk mengetahui kondisi saraf, Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) meluncurkan Neuropathy Service Point, tempat pemeriksaan kondisi saraf secara gratis dengan pelayanan praktis, mudah cepat dan dekat.

Ketua Umum Perdossi Pusat Prof Moh Hasan Machfoed mengatakan Perdossi memiliki kewajiban untuk melakukan sosialisasi tentang penyakit penyakit susunan saraf kepada masyarakat.

Dengan sosialisasi, termasuk didalamnya edukasi, diharapkan masyarakat memiliki kemampuan mengenal penyakit dan berprilaku sehat untuk mencegah penyakit.

Neuropathy Service Poin merupakan upaya Perdossi untuk mengedukasi masyarakat mengenai neuropati dan pencegahannya dengan pendekatan populer sehigga masyarakat dapat memahami penyakit tersebut dengan cara yang mudah dan bersahabat.

"Neuropati merupakan kondisi yang selama ini diabaikan oleh masyarakat, padahal kondisi ini berpotensi menyerang siapa saja dan pencegahannya sangat mudah," katanya.

Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi Perdossi Pusat, dr Manfaluthy Hakim mengatakan Neuropathy Service Point telah dilaksanakan dengan baik di Jakarta dan juga mendapat respon yang snagat antusias dari masyarakat.

"Respon yang baik dari masyarakat menunjukkan bahwa edukasi neuropati sangat diminati dan dibutuhkan. Oleh karena kami memperluas pelayanan nya ke Surabaya dan Medan," katanya.

Untuk Surabaya, Neuropathy Service Point digelar di empat rumah sakit yakni RS PHC dan RS Siloam mulai 3-14 Juli 2012, serta RS Petrokimia Gresik dan RS Adi Husada pada 16-27 Juli 2012.

Sementara di Medan digelar di RS Colombias Asia mulai 12-21 Juli 2012 dan RS Methodist 20-29 Juli 2012.

Pemeriksaan di Neuropathy Service Point yakni berupa pemeriksaan skrining non-invasif, sehingga cepat, mudah dan aman. pasien cukup duduk dengan nyaman dan telapak kaki pasien akan diperiksa di titik-titik tertentu untuk mengetahui kecepatan hantar sarafnya.

Terdapat nilai normal yang dijadikan rujukan dan karena sifatnya adalah skrining, penanganan lebih lanjut tetap merupakan kapasitas dokter.

"Poin plus dari kegiatan ini adalah karena pemeriksaan Neuropathy Service Point sifatnya non invasif, maka dapat dilaksanakan saat menjalankan ibadah puasa," katanya.

(JRD)

Pewarta: Juraidi

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012