Jakarta (ANTARA Kalbar) - Organisasi masyarakat Ahlul Bait Indonesia menyatakan menolak gagasan relokasi yang sempat muncul, terhadap muslim Syiah di Sampang, untuk meredam kekerasan yang terjadi di sana.

"Masyarakat Syiah sudah ada dari Aceh sampai Papua, sehingga kalau ada gagasan relokasi, pertanyaan besarnya apakah akan merelokasi muslim Syiah dari Aceh hingga Papua itu ke satu tempat," kata Sekjen Ahlul Bait Indonesia Ahmad Hidayat di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Jumat.

Ahmad mengatakan usulan tersebut tidak dapat diterima sebab tidak sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Selain itu masyarakat Syiah juga telah ada sejak puluhan tahun lalu.

Dia meminta negara dalam hal ini pemerintah dalam waktu maksimal dua bulan ke depan untuk segera membangun kembali rumah dan harta muslim Syiah yang dirusak.

"Kami ingin negara membawa kembali muslim Syiah ke rumah mereka masing-masing dengan jaminan keamanan. Sebab sejak pecahnya peristiwa di Sampang Desember 2011, janji negara untuk melindungi muslim Syiah tidak terbukti," kata Ahmad.

Menurut dia, apabila jaminan tersebut tidak ada, maka masyarakat patut mengajukan mosi tidak percaya terhadap negara.

"Saat ini dari 600 muslim Syiah di Sampang, dan belum seluruhnya sampai ke tempat pengungsian. Beberapa masih bersembunyi, diantaranya ditemukan bersembunyi di rumah Sunni dan dijaga di sana, ini menunjukkan antar umat muslim di sana tidak ada masalah," ujar dia.

Dia mengatakan, ABI mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang menyebarkan isu fitnah dan antipati antar kelompok.

Sebelumnya, pemerintah menyatakan akan mempertimbangkan kemungkinan relokasi terhadap muslim Syiah Sampang pascakekerasan yang terjadi di sana. Namun belakangan kemungkinan itu ditepis Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi.

Gamawan Fauzi mengatakan pemerintah berupaya tidak ada relokasi pengungsi Syiah pascakerusuhan yang merenggut korban jiwa di Sampang.

"Pemerintah berprinsip tidak ada relokasi. Jadi, mereka dipulangkan ke daerah asalnya, kecuali jika mereka meminta dipindahkan, baru pemerintah akan memindahkan," ujar Gamawan.

Ia mengatakan pemerintah menjamin dan melindungi segenap rakyat, termasuk warga Syiah di pengungsian. Dia juga meminta agar anak-anak pengungsi tersebut disekolahkan di dekat tempat pengungsian.

"Negara menjamin kebebasan masyarakat dalam beragama, termasuk warga Syiah," ujar dia.

Hingga saat ini ratusan warga muslim Syiah masih mengungsi di lokasi pengungsian di Gedung Olahraga Sampang, Madura, Jawa Timur.

(SDP-47)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012