Freetown (ANTARA Kalbar/Xinhua-OANA) - Lebih dari 300.000 anak di Sierra Leone kekurangan gizi parah, kata Kepala Staf Medis di Negeri itu Dr. Sidiki Dao, di Freetown, Selasa (2/10).

Dr. Dao, yang berbicara saat peluncuran Scaling-Up Nutrition (SUN) Initiative --program banyak pemegang saham yang bertujuan mengurangi kelaparan dan kekurangan gizi, menggambarkan situasi tersebut sebagai yang terburuk di bagian selatan dan timur negeri itu.

"Kekurangan gizi tetap menjadi keprihatinan penting dan penyebab  bayi sakit serta meninggal di negeri ini dan menimbulkan tantangan serius bagi pembangunan serta sumber daya manusia di negeri ini," katanya.

Wakil Presiden Sierra Leone Alhaji Sam Sumana, yang secara resmi meluncurkan program tersebut, mengatakan, "Peluang rakyat kita untuk memperoleh makanan adalah keprihatinan utama pemerintah kita."
   
Ia menyatakan kekurangan pangan terjadi selama musim tanam dan pemerintah telah memperkenalkan "program komersialisasi petani kecil dengan tujuan mengurangi kemiskinan di pedesaan dan ketidak-cukupan pangan yang dialami rumah tangga dengan dasar berkesinambungan".

Sumana mengatakan tantangan pemerintah untuk sepenuhnya melaksanakan rancangan komersialisasi petani kecil terletak pada dana untuk mendukung campur-tangan bertahap kekurangan gizi di daerah yang paling memerlukan, demikian laporan Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Rabu siang.

"Karena latar belakang ini lah Sierra Leone mengajukan permohonan untuk jadi anggota gerakan SUN dan persetujuan diberikan dalam waktu dua bulan," katanya.

"SUN Initiative harus dipandang sebagai lembaga baru mekanisme keuangan," Sumana menekankan.

Mohamed Sheriff, Wakil Direktur Perencanaan dan Pemantauan di Kementerian Pertanian, mengatakan kebiasaan makan rakyat Sierra Leon terutama berpusat pada karbohidrat, termasuk makanan pokok seperti beras dan singkong.

(C003)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012