Bandung (ANTARA Kalbar) - Kementerian Pertanian menargetkan cetak sawah baru seluas 65 ribu hektare pada 2013 untuk mencapai surplus produksi beras sebanyak 10 juta ton pada 2014.
Demikian disampaikan Direktur Perluasan dan Pengelolaan Lahan pada Ditjen Prasarana dan Sarana (PSP) Kementerian Pertanian Tunggul Imam Santosa, dalam Temu Koordinasi Kehumasan di Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Dia menyatakan optimistis target itu tercapai walaupun ada keterbatasan anggaran.
Selain anggaran, cetak sawah baru juga menghadapi kendala koordinasi di lapangan khususnya dengan jajaran pemerintah daerah.
Mengenai pencapaian target cetak sawah baru pada 2012, dia menjelaskan, dari target 100 ribu hektare, kini sudah tercapai 72 ribu hektare.
Dari 72 ribu hektare yang sudah dicapai, 65 ribu hektare di antaranya mulai panen.
Dia mengemukakan, adanya kendala dalam pencetakan sawah baru, yaitu banyak pemerintah kabupaten dan kota tak memiliki data survei dan investigasi.
Selain itu adanya pejabat Dinas Pertanian di daerah yang sering diganti.
"Hal itu menyebabkan koordinasi dan komunikasi antara Dinas Pertanian dengan bupati dan jajarannya menghadapi kendala," katanya.
Kendala lainnya adalah program cetak sawah baru sering dimanfaatkan untuk kepentingan politik. Meski ada kendala, pihaknya yakin target akan bisa dicapai.
Terkait pengembangan pertanian tanaman pangan dengan sistem intensifikasi (system of rice intensivication/SRI), dia menjelaskan, program SRI telah diujicoba pada 2006 pada lahan 40 hektare, menjadi 1.100 hektare pada 2007 dan pada 2008 seluas 1.320 hektare.
Untuk 2009 meningkat menjadi 1.840 hektare dan 2010 seluas 5.240 hektare, menjadi 15.140 hektare dan pada 2012 seluas 60 ribu hektare.
(S023)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
Demikian disampaikan Direktur Perluasan dan Pengelolaan Lahan pada Ditjen Prasarana dan Sarana (PSP) Kementerian Pertanian Tunggul Imam Santosa, dalam Temu Koordinasi Kehumasan di Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Dia menyatakan optimistis target itu tercapai walaupun ada keterbatasan anggaran.
Selain anggaran, cetak sawah baru juga menghadapi kendala koordinasi di lapangan khususnya dengan jajaran pemerintah daerah.
Mengenai pencapaian target cetak sawah baru pada 2012, dia menjelaskan, dari target 100 ribu hektare, kini sudah tercapai 72 ribu hektare.
Dari 72 ribu hektare yang sudah dicapai, 65 ribu hektare di antaranya mulai panen.
Dia mengemukakan, adanya kendala dalam pencetakan sawah baru, yaitu banyak pemerintah kabupaten dan kota tak memiliki data survei dan investigasi.
Selain itu adanya pejabat Dinas Pertanian di daerah yang sering diganti.
"Hal itu menyebabkan koordinasi dan komunikasi antara Dinas Pertanian dengan bupati dan jajarannya menghadapi kendala," katanya.
Kendala lainnya adalah program cetak sawah baru sering dimanfaatkan untuk kepentingan politik. Meski ada kendala, pihaknya yakin target akan bisa dicapai.
Terkait pengembangan pertanian tanaman pangan dengan sistem intensifikasi (system of rice intensivication/SRI), dia menjelaskan, program SRI telah diujicoba pada 2006 pada lahan 40 hektare, menjadi 1.100 hektare pada 2007 dan pada 2008 seluas 1.320 hektare.
Untuk 2009 meningkat menjadi 1.840 hektare dan 2010 seluas 5.240 hektare, menjadi 15.140 hektare dan pada 2012 seluas 60 ribu hektare.
(S023)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012