Medan (ANTARA Kalbar) - Harga karet ekspor Indonesia di pasar bursa Singapura hingga mendekati akhir November bertahan rendah, yakni di bawah 3 dolar AS per kilogram atau 2,80 dolar AS.

"Masih tetap di bawah 3 dolar AS per kilogram setelah sempat menembus 3 dolar AS per kilogram pada awal Oktober dan itu menyebabkan harga bokar (bahan olah karet)  di pabrik juga bertahan rendah Rp22.400-Rp24.400 per kilogram," kata Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut Edy Irwansah, di Medan, Selasa.

Harga karet jenis  SIR 20 di bursa Singapura, Selasa (20/11) ditutup dengan angka 2,80 dolar AS per kg untuk pengapalan Desember dan naik sedikit atau menjadi 2,82 dolar AS dan 2,83 dolar AS per kg untuk pengiriman di Bulan Januari dan Februari 2013.

Kondisi harga karet itu, katanya disebabkan harga minyak mentah yang juga tren melemah pada kisaran 88 dolar AS per barel dan permintaan yang sepi akibat dampak krisis global.

Harga jual semakin melemah karena pemerintah Jepang yang negaranya sebagai salah satu pengimpor karet, memperketat keuangannya. Padahal, hal itu  terbalik dengan rencana semula, yakni akan menjalankan stimulus keuangannya.

Menyikapi bertahan rendahnya harga karet di pasar internasional, semakin memperkuat Indonesia, Malaysia dan Thailand untuk melakukan berbaga cara guna memulihkan harga jual.

"Mudah-mudahan harga bergerak naik karena biasanya menjelang dan di awal Desember, permintaan menguat untuk stok perusahaan yang segera libur akhir tahun,"katanya.

(E016)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012