Jakarta (ANTARA Kalbar) - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memperkirakan proyek mobil murah dan ramah lingkungan atau "Low Cost and Green Car" (LCGC) memiliki potensi penjualan 150.000 unit per tahun.

"Jika harga mobil tersebut sekitar Rp80 juta per unit, akan ada tambahan omzet di industri otomotif sekitar Rp12 triliun per tahun. Para prinsipal yang telah eksis di dalam negeri sebenarnya sangat antusias menjajal pasar domestik, bahkan jika perlu menambah investasi khusus untuk pabrik perakitan bagi proyek tersebut," Ketua I Gaikindo, Yongkie D. Sugiarto, di Jakarta, Kamis.

Beberapa prinsipal seperti Honda, Toyota, Daihatsu sangat tertarik memasarkan mobil LCGC, namun mereka masih merahasiakan model-model yang akan dikeluarkan selama jaminan bisnis dan aspek regulasinya masih belum jelas.

"Hanya Daihatsu dan Toyota yang sudah memamerkan produk LCGC-nya. Prinsipal lain sebenarnya sudah memiliki model LCGC," katanya.

Sedangkan Direktur Pemasaran PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), Rizwan Alamsyah, mengatakan tantangan utama dari target pemerintah untuk memproduksi mobil murah adalah pasar.

"Paling sulit adalah pasar bisa menyukai mobilnya atau tidak, prinsipal tidak hanya sekadar menjual saja. Dulu pernah ada sebuah produk truk besar yang diproduksi dengan harga murah tapi ternyata tidak laku karena pasar tidak suka dan pasar yang akan menguji apakah produk itu layak atau tidak," katanya.

Kesan malu-malu yang ditunjukkan kalangan agen pemegang merek (APM) untuk terlibat dalam proyek ini dan selalu terkesan jual mahal jika ditanya nama-nama merek kendaraan murah mereka, sebenarnya tidak seserius yang dibayangkan.

"Boleh dibilang regulasi pemerintah dalam penyusunan draf proyek LCGC nasional sebenarnya merupakan ide murni kalangan APM dalam merespons industri otomotif Thailand yang sama-sama gencar berkampanye produk mobil murah," katanya.

(KR-IAZ)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012